CAMPAK DAN
GONDONGAN
# Campak
Penyebab
penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala campak
agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi
menjadi 3 fase. Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar
10-12 hari. Pada fase ini, anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya
belum tampak gejala apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas
campak belum keluar. Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala
yang mirip penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak
kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu, mata akan silau (photo
phobia). Di sebelah dalam mulutmuncul bintik-bintik putih yang akan bertahan
3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul
demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat Celcius.
Fase
ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang
terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap
dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki.
Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak
terlalu kecil.
Bercak-bercak
merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya bercak
memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun
tergantung padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya
baik maka bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya
jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak
merah pun makin lama menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu
rontok atau sembuh dengan sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan yang
butuh waktu sampai 2 minggu.
CARA PENULARAN
Yang
patut diwaspadai, penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui
perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau
mulut. Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak
merah timbul. Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan
penyakit campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka
anggota keluarga lain sengaja ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah
campak hanya terjadi sekali seumur hidup? Jadi kalau waktu kecil sudah pernah
campak, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak benar
karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup
berbahaya.
Anggapan
lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak harus keluar
semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita. Yang benar, justru
jumlah bercak menandakan ringan-beratnya campak. Semakin banyak jumlahnya berarti
semakin berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan agar campak pada
anak tidak menjadi semakin parah atau bercak merahnya tidak sampai muncul di
sekujur tubuh. Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak campak
secara salah. Salah satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat
yang melekat pada tubuh anak menimbulkan rasa lengket dan gatal yang
mendorongnya menggaruk kulit dengan tangan yang tidak bersih sehingga terjadi
infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Sebaliknya, dengan mandi anak akan
merasa nyaman.
PENGOBATAN GEJALA
Pengobatan
campak dilakukan dengan mengobati gejala yang timbul. Demam yang terjadi akan
ditangani dengan obat penurun demam. Jika anak mengalami diare maka diberi obat
untuk mengatasi diarenya. Batuk akan diatasi dengan mengobati batuknya. Dokter
pun akan menyiapkan obat antikejang bila anak punya bakat kejang. Intinya, segala
gejala yang muncul harus diobati karena jika tidak, maka campak bisa berbahaya.
Dampaknya bisa bermacam-macam, bahkan bisa terjadi komplikasi. Perlu diketahui,
penyakit campak dikategorikan sebagai penyakit campak ringan dan yang berat.
Disebut ringan, bila setelah 1-2 hari pengobatan, gejala-gejala yang timbul
membaik. Disebut berat bila pengobatan yang diberikan sudah tak mempan karena
mungkin sudah ada komplikasi.
Komplikasi
dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke jaringan
tubuh lainnya. Yang paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah
kompilkasi radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis).
Komplikasi ini bisa terjadi cepat selama berlangsung penyakitnya. Gejala
ensefalitis yaitu kejang satu kali atau berulang, kesadaran anak menurun, dan
panasnya susah turun karena sudah terjadi infeksi “tumpangan” yang sampai ke otak.
Lain halnya, komplikasi radang paru-paru ditandai dengan batuk berdahak, pilek,
dan sesak napas. Jadi, kematian yang ditimbulkan biasanya bukan karena penyakit
campak itu sendiri, melainkan karena komplikasi. Umumnya campak yang berat
terjadi pada anak yang kurang gizi.
PENANGANAN YANG
BENAR
Dalam hal inilah yang dianjurkan sebagai berikut:
* Bila campaknya
ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau sampai terjadi
komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.
* Anak campak
perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada
yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi campak.
* Beri penderita
asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya tahan
tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna, karena anak campak rentan terjangkit
infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Masa rentan ini
masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang
masih lemah.
* Lakukan
pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter.
* Jaga kebersihan
tubuh anak dengan tetap memandikannya.
* Anak perlu
beristirahat yang cukup.
PENTINGNYA
IMUNISASI CAMPAK
Semua
penyakit yang disebabkan virus bersifat endemis. Artinya bisa muncul kapan saja
sepanjang tahun, tidak mengenal musim. Oleh karena itu, menurut Rini, campak
pada anak perlu dicegah dengan imunisasi. Apalagi campak banyak menyerang anak
usia balita. Seharusnya, vaksin campak tak memiliki efek samping, tapi karena
vaksin dibuat dari virus yang dilemahkan, maka bisa saja satu dari sekian juta
virusnya menimbulkan efek samping. Umpamanya, setelah diimunisasi campak, anak
jadi panas atau diare. Sebenarnya bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta saat
hamil. Namun, antibodi dari ibu pada tubuh bayi itu akan semakin menurun pada
usia kesembilan bulan. Lantaran itu, pemberian imunisasi campak dilakukan di
usia tersebut. Kemudian, karena tubuh bayi di bawah 9 bulan belum bisa
membentuk kekebalan tubuh dengan baik maka pemberian vaksinasi campak diulang
di usia 15 bulan dengan imunisasi MMR (Measles, Mumps and Rubella). Dengan
vaksinasi ini diharapkan bilapun anak terkena campak, maka dampaknya tidak
sampai berat atau fatal karena tubuh sudah memiliki antibodinya.
Hanya saja, karena
saat ini terdapat kecurigaan bahwa bahan pengawet pada vaksin MMR dapat memicu
autisme, akhirnya pemberian imunisasi campak tidak diulang. Menurut Rini,
kekhawatiran itu tidak perlu ada lagi jika anak sudah mencapai usia tiga tahun
dan mengalami proses tumbuh kembang yang normal. “Sebaiknya anak divaksinasi
saja. Boleh ditunda tapi jangan sampai ditiadakan. Sampai besar pun masih bisa
divaksinasi. Lebih baik mencegah daripada mengobati.”
GAMBAR
VIRUS YANG MENYEBABKAN CAMPAK
Virus cacar
air memiliki selubung virus.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara
keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus
heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400
nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan
untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu
sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki
angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk
heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid,
namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian
sel. Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus
memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan
memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini
mengandung fosfolipid dan protein
dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang
berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga
membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang
memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid.
Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu
bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai
alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab
dalam mekanisme penginfeksian sel inang
.
# GONDONGAN
Gondongan atau istilah kedokterannya Parotitis cukup
sering saya temui dalam praktek sehari hari. Sebagian besar penderita adalah
anak anak, walau penderita dari golongan dewasa tidak bisa dibilang sedikit.
Penderita biasanya datang ke tempat saya dengan keluhan demam dan bengkak pada
leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
Gondongan sendiri
disebabkan oleh infeksi virus Paramiksovirus RNA yang ditularkan melalui
percikan air ludah pembawa virus. Karena cara infeksi yang demikian mudah, maka
penyakit Gondongan akan sangat mudah menyebar terutama di lingkungan yang
padat. Sering kejadian pada anak anak sekolah, Gondongan diderita kompak satu
kelas. Masa inkubasi atau masa sejak masuknya kuman ke dalam tubuh sampai
timbulnya gejala adalah 18 hari. Namun hal itu pun tidak merupakan angka pasti,
karena bila daya tubuh korban bagus malah tidak akan timbul gejala sama sekali.
Parotitis
atau mumps atau gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
Paramiksovirus RNA (mumps) yang ditularkan melalui percikan air ludah pembawa
virus. Karena itulah, gondongan sangat mudah menyebar, terutama di lingkungan
yang padat penduduk. Sebagian besar penderita gondongan adalah anak-anak dan
jarang sekali menyerang bayi. Meski tidak sedikit terjadi
juga pada orang dewasa. Jika terjadi pada laki-laki dewasa, gondongan bisa
menyebabkan pembengkakan pada buah zakar atau peradangan pada pankreas. Tetapi
semua itu, tergantung pada kondisi badan si penderita. Jika kondisi lemah,
lebih mudah terserang.
Anak-anak yang menderita gondongan
dapat dideteksi melalui gejala-gejala seperti :
- demam dan sakit kepala
- lemas
- susah makan
Untuk
mengobati gondongan, banyak orang yang menggunakan cara lama yaitu dengan blau.
Padahal itu tidak benar sama sekali. Meski gondongan disebabkan oleh virus,
namun penyakit ini tidak memerlukan pengobatan yang spesifik. Penyakit ini akan
sembuh dengan sendirinya setelah 3 atau 4 hari. Karena itulah gondongan juga
tidak memerlukan antibiotik. Untuk mengurangi demam dan rasa sakit, penderita
bisa diberikan parasetamol generik. Atau kompres dengan air hangat atau dingin.
Jika terlambat diantisipasi, gondongan juga dapat menyebabkan kehilangan
pendengaran yang permanen. Sebenarnya, gondongan dapat dicegah dengan
memberikan imunisasi sedini mungkin. Berikanlah imunisasi MMR (Measles, Mumps
dan Rubella) pada balita anda.
Imunisasi
MMR adalah imunisasi kombinasi untuk mencegah penyakit campak, gondongan dan
campak Jerman. Pemberian vaksin MMR biasanya diberikan pada usia anak 16 bulan.
Vaksin ini adalah gabungan vaksin hidup yang dilemahkan. Semula vaksin ini
ditemukan secara terpisah, tetapi dalam beberapa tahun kemudian digabung
menjadi vaksin kombinasi. Kombinasi tersebut terdiri dari virus hidup Campak
galur Edmonton atau Schwarz yang telah dilemahkan, Componen Antigen Rubella
dari virus hidup Wistar RA 27/3 yang dilemahkan dan Antigen gondongen dari
virus hidup galur Jerry Lynn atau Urabe AM-9.
Gejala dari
Gondongan antara lain, demam, lemas, susah membuka mulut, pembengkakan pada
kelenjar parotis di pipi, pada laki laki dewasa juga bisa terjadi pembengkakan
pada buah zakar, peradangan pada pankreas. Walaupun saya sebutkan banyak, tapi
tidak semua gejala bisa ditemukan pada penderita gondongan, apalagi kondisi
badannya memang lagi bagus.Pengobatan pasien gondongan sebenarnya tidak begitu
spesifik seperti halnya infeksi virus yang lain. Pengobatan hanya untuk
menghilangkan gejala. Diharapkan penyakit ini akan sembuh sendiri selama 3
sampai 4 hari.
Gondongan (Mumps,
Parotitis Epidemika) adalah suatu infeksi virus menular yang menyebabkan
pembengkakan pada kelenjar liur disertai nyeri.
Penyebab
Mumps disebabkan oleh paramyxovirus.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari bersin atau batuk penderita atau karena bersentuhan langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi oleh ludah penderita.
Jika dibandingkan dengan campak atau cacar air, gondongan tidak terlalu menular.
Kbanyakan penyakit ini menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Jarang ditemukan pada nak yang berumur kurang dari 2 tahun.
Jika seseorang pernah menderita gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya. Yang terkena biasanya adalah kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang.
Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya.
Masa inkubasi adalah 12-24 hari.
Mumps disebabkan oleh paramyxovirus.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari bersin atau batuk penderita atau karena bersentuhan langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi oleh ludah penderita.
Jika dibandingkan dengan campak atau cacar air, gondongan tidak terlalu menular.
Kbanyakan penyakit ini menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Jarang ditemukan pada nak yang berumur kurang dari 2 tahun.
Jika seseorang pernah menderita gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya. Yang terkena biasanya adalah kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang.
Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya.
Masa inkubasi adalah 12-24 hari.
Gejala
Gejala timbul dalam waktu 12-24 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
- menggigil
- sakit kepla
- nafsu makan berkurang
- merasa tidak enak badan
- demam ringan sampai sedang (terjadi 12-24 jam sebelum 1 atau beberapa kelanjar liur membengkak).
Tetapi 25-30% penderita tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut.
Gejala timbul dalam waktu 12-24 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
- menggigil
- sakit kepla
- nafsu makan berkurang
- merasa tidak enak badan
- demam ringan sampai sedang (terjadi 12-24 jam sebelum 1 atau beberapa kelanjar liur membengkak).
Tetapi 25-30% penderita tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut.
Gejala pertama dari infeksi kelenjar ludah adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan, terutama jika menelan cairan asam (misalnya jus jeruk). Jika kelenjar liur disentuh, akan timbul nyeri. Pada saat ini suhu biasanya naik sampai 38,9-40? Celsius. Pembengkakan terjadi pada hari kedua. Gejala lain yang mungkin ditemukan: - nyeri testis - benjolan di testis - pembengkakan skrotum (kantung zakar). Komplikasi Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Komplikasi bisa terjadi pada organ selain kelenjar liur, terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas. Komplikasi bisa terjadi sebelum, selama maupun sesudah kelenjar liur membengkak; atau terjadi tanpa disertai pembengkakan kelenjar liur.
Orkitis
; peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang
terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen
sehingga terjadi kemandulan.
Ovoritis
: peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut yang
ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.
Ensefalitis
atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit
kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang.
5-10% penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.
Pankreatitis
: peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita
merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang
dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.
Peradangan
ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam
jumlah yang banyak
Peradangan
sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.
|
1 komentar:
apakah mungkin gondongan timbul berbarengan campak?
Posting Komentar