su radiasi bagi pengguna ponsel bukan hal yang baru. Namun penyakit kulit gara-gara ponsel? Nah ini bisa dikatakan mungkin berita baru. Dan itulah yang dikemukakan oleh asosiasi dermatologis Inggris (British Association of Dermatologists - BAD).
Asosiasi yang beralamat di bad.org.uk ini memperingatkan para dokter tentang apa yang disebut “dermatitis ponsel”. Penyakit ini adalah ruam yang berkembang di wajah atau jari-jemari akibat kontak berulang dengan ponsel yang mengilat.
Eh serius deh... Ini bukan lelucon. Menurut BAD, setelah kontak yang agak lama, nickel alloy di handset dapat menyebabkan kulit memerah dan gatal. Biasanya, si pipi atau wilayah telinga si penderita menjadi merah, dan muncul ruam-ruam yang gatal setelah ia berlama-lama menggunakan ponsel (akibat handset bergesekan dengan wajah). Ruam-ruam itu bahkan dapat menyebar ke jari-jemari mereka yang getol ber-SMS.
Dalam rilis pers-nya, BAD menuduh handset yang harganya lebih mahal sebagai biang kerok. “Penyelidikan yang lebih teliti mengungkapkan bahwa reaksi itu disebabkan oleh nikel dalam handset ponsel, yang sering ditemuan pada casing atau tombol-tombol ponsel, khususnya di model yang paling cantik,” begitu tulis BAD.
Pada studi yang dirilis lebih dulu tahun ini, para dokter di AS melakukan pengujian terhadap nikel di 22 handset populer dari delapan produsen, dan mendapatkan 10 di antaranya memang mengandung nikel.
“Hampir setengah dari ponsel yang kami spot tested itu mengandung nikel bebas. Tombol-tombol menu, logo dekoratif di headset dan bingkai metalik di sekitar layar LCD adalah tempat (nikel) yang paling umum. Handset dengan desain yang lebih memikat seringkali memiliki akses metalik dan casing-nya lebih mungkin mengandung nikel bebas,” kata Dr Lionel Bercovitch (salah satu penulis studi dari Brown University, Rhode Island).
Sementara itu BAD mengatakan bahwa 30% penduduk Inggris menderita alergi terhadap nikel. Perempuan khususnya lebih mudah terjangkit dermatitis ponsel karena kulit mereka sudah sensitif terhadap nikel yang berasal dari perhiasan. BAD menyarankan mereka yang memiliki ruam di wajahnya untuk berkonsultasi dengan dokter.
Bagaimana dengan kita yang di Indonesia?
0 komentar:
Posting Komentar