Bambu kuning (Bambusa vulgaris ) |
Deskripsi:
Setiap rumpun menghasilkan 8 – 14 batang
setiap tahun, sekitar 2 – 3 bulan rebung mencapai pertumbuhan dewasa, dan 3
bulan kemudian batang mencapai tinggi maksimum. Rumpun bambu memiliki tinggi 1 – 0,6 m. Batang bercabang, tipis, boleh dikatakan bulat silindris (teres), keras, berdaun sangat dekat
dengan ujung. Karakter rebung dapat digunakan untuk membedakan
setiap jenis bambu yaitu : bentuk rebung, warna pelepah rebung, warna bulu pada
pelepah rebung, posisi daun pelepah rebung, bentuk kuping pelepah dan pinggiran
daun pelepah rebung. Bentuk rebung terdiri dari bentuk mengerucut dan bentuk
ramping. Bambu yang berdiameter lebih dari 10 cm, umumnya memiliki bentuk
rebung mengerucut, sedangkan bambu yang berdiameter kurang dari 10 cm memiliki
bentuk rebung yang ramping. Sedangkan pada jenis bambu ini memiliki rebung
berbentuk ramping.[1]
Karakter pelepah buluh adalah karakter yang baik
untuk mengelompokkan bambu ke dalam tingkatan jenis. Perbedaan dalam pelepah
buluh bambu meliputi : luruh tidaknya pelepah buluh, panjang pelepah buluh,
permukaan adaksial dan abaksial pelepah buluh, warna pelepah, bentuk kuping
pelepah, lipatan ujung kuping pelepah, ada tidaknya bulu kejur pada kuping
pelepah, tinggi ligula, pinggiran ligula, ada tidaknya bulu kejur pada ligula,
posisi daun pelepah, tinggi daun pelepah, dan pangkal daun pelepah. Pelepah
buluh bambu jenis B.vulgaris
mudah luruh.[2]
Batang
berwarna kuning, percabangan dimulai dari buku paling bawah. Rumpun jarang 4
batang setiap meter. Tinggi batang bisa mencapai 10 m dengan diameter 3 cm.
Diketahui terdapat 2 jenis bambu ampel hijau yaitu yang berwarna batang hijau
muda dengan batang tumbuh lurus dan ampel hijau tua yang batangnya tumbuh
membengkok atau melengkung.[3]
Tempat
tumbuh mulai dataran rendah hingga ketinggian 1200 m, di tanah marjinal atau di
sepanjang sungai, tanah genangan, pH optimal 5 - 6,5, tumbuh paling baik pada
dataran rendah. Air rebusan rebung muda bambu kuning dimanfaatkan untuk
mengobati penyakit hepatitis. Batangnya banyak digunakan untuk industri mebel,
bangunan, perlengkapan perahu, pagar, tiang bangunan dan juga sangat baik untuk
bahan baku kertas.[4]
Karakter daun dapat digunakan dalam mengelompokkan
bambu ke dalam tingkatan jenis (spesies). Adapun karakter pembeda daun dari
masing masing bambu adalah ukuran, warna daun, permukaan atas dan bawah daun,
ada tidaknya bulu pada pelepah, bentuk kuping pelepah daun, tinggi kuping
pelepah, tinggi ligula, pinggiran ligula dan ada tidaknya bulu kejur pada
ligula. Ukuran daun bambu umumnya 4,4-8x5-40 cm. Ukuran daun terkecil yaitu
pada jenis B.multiplex (1-1,5x5-10 cm) dan yang terbesar adalah pada D.asper
(5- 10x5-40 cm). Warna daun bambu umumnya hijau. Permukaan atas daun bambu
umumnya tidak berbulu. Permukaan bawah daun bambu yang tidak berbulu.[5]
Menurut penelitian di
lapangan yaitu, merupakan sistem akar serabut (radix adventicia). Akar bambu terdiri dari rimpang (rhizoma) berbuku dan beruas, pada buku
akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi batang disebut
rebung. Batang warna kuning bergaris hijau membujur, tinggi 5m-10m, diameter
1,5 cm-3 cm, ruas 10 cm-15 cm, permukaan licin. Pelepah 4cm-5cm, tangkai anak
daun 0,1mm-0,25mm, bangun daun lanset, ujung runcing, pangkal membulat, tepi
rata, daging seperti kertas, warna hijau, permukaan kasar, jumlah helaian pada
tangkai 9, daun majemuk menyirip gasal. Merupakan
bunga majemuk tak berbatas (inflorencentia
racemosa). Di atas tangkai sangat tipis, panjang 1,5 – 3,5 cm. Anak bulir
panjang 2 – 2 mm. Tangkai putik 2, kepala putik kuning. Buah kuning kecoklatan.
Jenis bambu ini dgunakan sebagai tanaman hias.
[1]J.A. Sonjaya. “Konstruksi Bambu”.
Http://www.sahabatbambu.com/services/bamboo-construction. htm&imgurl (30
April 2011), h. 1.
[4]J.A. Sonjaya. “Jenis-Jenis Bambu Yang Bernilai Ekonomis”. http://www.sahabatbambu. com/ jenis-jenis-bambu-bernilai-ekonomis.htm. (01 Januari 2010), h. 1.
[5]Ibid.
|
0 komentar:
Posting Komentar