BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Interaksi
individu-individu dari suatu spesies dengan lingkungan abiotik dan biotik
menghasilkan pola-pola agihan atau sebaran tertentu pada habitat yang
ditempatinya. Pola tersebut bervariasi, ada yang beragihan acak (random), yaitu
individu-individu menyebar ke seluruh ruangan yang ditempatinya. Pola yang lain
adalah menyebar pada jarak yang sama atau beragihan teratur (uniform). Selain
kedua pola di atas diantara individu-individu tersebut ada yang mengumpul atau
mengelompok disebut beragihan mengelompok[1].
Anggota
kebanyakan species cenderung menunjukkan distribusi yang mengelompok, hal ini
terjadi karena tumbuhan umumnya berkembangbiak dengan alat reproduksi biji pada
buah yang cenderung jatuh dekat induknya maupun rimpang yang menghasilkan anakan vegetataif yang
masih dekat dengan induknya. Berhubungan dengan lingkungan mikro, dimana
habitat bersifat homogen pada level yang lebih kecil yang terdiri atas banyak
mikrositus berbeda sehingga memungkinkan penempatan dan pemantapan suatu
species dengan tingkat keberhasilan yang berbeda. Mikrositus yang paling cocok
untuk suatu species akan cenderung menjadi lebih padat ditempati oleh species
yang sama[2].
Berdasarkan hal
tersebut di atas sehingga praktikum ini dilaksanakan sebagai salah satu
alternatif untuk dapat mengetahui berbagai jenis pola sebaran populasi dengan
cara pengamatan secara langsung dan membandingkannya dengan teori yang telah
ada sebelumnya.
B.
TUJUAN
Adapun tujuan pada
praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa
memahami pola sebaran populasi.
2.
Mahasisawa mampu menyatakan pola sebaran
intra populasi.
3. Mahasiswa
dapat membandingkan berbagai cara untuk menentukan pola sebaran populasi.
4. Mahasiswa
mampu menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pola sebaran populasi.
[1]Sunarto Hardjosuwarno, Dasar-Dasar Ekologi Tubuhan,
(Yogyakarta: Fakultas Biolologi Universitas Gadjah Mada 1993), h. 152-153
[2]P Michael, Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, (Jakarta:
Universitas Indonesia Press, 1995) h.,342.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Adaptasi adalah setiap sifat atau bagian yang dimiliki
oleh organisme yang berguna bagi kelanjutan hidupnya pada keadaan sekeliling
habitatnya. Sifat-sifat tersebut memungkinkan organisme atau tanaman mampu
menggunakan lebih baik unsur-unsur yang tersedia (hara, air, suhu, cahaya juga
sifat resistensi terhadap pengganggu/penyakit atau hama). Tamanan
dapat mempunyai adaptasi morfologis seperti kekuatan batang atau bentuk tanaman
dan adaptasi fisiologis yang menghasilkan ketahanan parasit, kemampuan yang
lebih besar dalam mengambil unsur-unsur hara atau tahan terhadap kekeringan.
Sebetulnya perbedaan yang jelas tidak ada karena keduanya sama-sama
menggambarkan proses fisiologis. Jadi adaptasi dapat dinyatakan sebagai
kemampuan individu untuk mengatasi keadaan lingkunggan dan menggunakan
sumber-sumber alam lebih baik untuk mempertahankan hidupnya dalam relung
(nisia, niche) yang diduduki[1].
Ada
dua faktor yang mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna di permukaan bumi,
yaitu : Faktor Abiotik dan Faktor Biotik Yang termasuk faktor fisik (abiotik)
adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian
permukaan bumi, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan.Faktor Abiotik:
1.
Iklim
Faktor iklim termasuk
di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya
terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari
sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban
udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin
berguna untuk proses penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.contohnya : Tanaman di
daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena
bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. berbeda dengan
tanaman yang berada di daerah tundra.
2. Keadaan tanah
Perbedaaan jenis tanah,
seperti pasir, aluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral yang terkandung
dalam humus mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh. Keadaan tekstur tanah
berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Di daerah tropis akan hidup
berbagai jenis tumbuhan, sedangkan di daerah gurun atau bersalju hanya akan
hidup tumbuhan tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu
beradaptasi dengan kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan
jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat
hidup di suatu wilayah.contohnya: di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana
karena tanahnya yang kurang subur[2].
Interaksi
individu-individu dari suatu spesies dengan lingkungan abiotik dan biotik
menghasilkan pola-pola agihan atau sebaran tertentu pada habitat yang
ditempatinya. Pola tersebut bervariasi, ada yang beragihan acak (random), yaitu
individu-individu menyebar ke seluruh ruangan yang ditempatinya. Pola yang lain
adalah menyebar pada jarak yang sama atau beragihan teratur (uniform). Selain
kedua pola di atas diantara individu-individu tersebut ada yang mengumpul atau
mengelompok disebut beragihan mengelompok. Anggota kebanyakan species cenderung
menunjukkan distribusi yang mengelompok, hal ini terjadi karena tumbuhan
umumnya berekembangbiak dengan alat reproduksi biji pada buah yang cenderung
jatuh dekat induknya maupun rimpang yang
menghasilkan anakan vegetataif yang masih dekat dengan induknya. Nisbah variasi
dan rata-rata ini beragam, niali 1,0 untuk ppulasi yang beragihan acak lebih
kecil dari satu untuk populasi yang
beragihan acak lebih kecil dari satu untuk populasi yang beragihan teratur dan
nilai akan lebih besar dari satu untuk populasi yamng beragihan mengelompok[3].
[3]
Tim Dosen, Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan (Universitas
Islam Negeri Alauddin : Makassar, 2009), h. 1.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat melaksanakan praktikum Ekologi tumbuhan ini adalah :
Hari /
tanggal :
Pukul : 08.00 – 10.00
WITA
Tempat : Lapangan Kampus II
Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapaun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah plot
berukuran 1m x 1m dan tali rapiah, dan meteran.
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman
rumput-rumputan.
C. Cara
kerja
Adapun
cara kerja yang diterapkan adalah:
- Menentukan
letak plot, sebanyak 100 plot.
- Menghitung jumlah individu species setiap plot
- Menghitung harapan jumlah kuadrat dengan x tumbuhan

X!
- Membandingkan chi-kuadrat tabel db.n-1 dengan
chikuadrat hitung. N adalah jumlah tumbuhan per plot yang nilai harapannya
lebih besar
- Mengambil kesimpulan jika chi kuadrat dihitung lebih
besar dari pada chi quadrat tabel, berari hipotitits keja diterima yaitu
tumbuhan berdistribusi mengelompok dan demikian sebaliknya.
- Menggunakan
analisis Poison.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Sebaran Intra Populasi. http://www.wikipedia.com (10/12/09).
Sukarno, Moh Amin. Biologi. Balai pustaka: Jakarta. 1995
Tim
Dosen. Penuntun Praktikum Ekologi
Tumbuhan. Universitas Islam Negeri Alauddin : Makassar. 2009.
0 komentar:
Posting Komentar