BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan
dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi
tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik),
walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti
tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon,
otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa
memiliki 206 tulang, walaupun
jumlah ini dapat bervariasi antara individu.
Pada vertebrata, skeleton tersusun oleh kartilago, tulang dan
kombinasi keduanya. Skeleton mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai
penyokong fisik, protektif, tempat perlekatan otot dan alat gerak pasif.
Hewan vertebrata ada yang mempunyai rangka luar ( eksoskeleton)
dan rangka dalam (endoskeleton).
Rangka luar berupa sisik, terdapat pada Pisces dan Reptil, sedangkan
rangka dalam berupa tulang terdapat pada semua vertebrata.
1.2 Permasalahan
Permasalahan
yang dihadapi dalam percobaan ini adalah bagaimana mengetahui dan
memahami struktur anatomi dan histologi tulang dan rawan dari mamalia
(vertebrate).
1.3 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
struktur anatomi dan histologi tulang dan rawan dari mamalia
(vertebrate)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem
Rangka (Skeleton)
Skeleton
termasuk tulang, rawan, gigi dan sendi. Rangka struktur yang keras
biasanya terdiri dari tulang dan rawan. Struktur ini menyokong dan
melindungi tisu-tisu yang lembut. Tulang dibentuk terutamanya melalui
“intramembranous ossification” yang mana tulang leper terbentuk, atau
melalui “endochondra formation” seperti pembentukan tulang panjang.
Tulang terdiri daripada sel-sel dalam matrik interselular dipanggil osteoid.
Tulang terdiri daripada 1/3 bahan organik dan 2/3 bahan tak organik
(http://vet.upm.edu.my/vpm2010/Kuliah5&6.pdf).
Skeleton sebagian besar terdiei atas tulang keras dan tulang
rawan pada pernukaan aembungan-sambungan dan pada bagian tertentu.
Disamping tulang rawan terdapat tulang membran dan kadang-kadang
terdapat tendon yang berisi sel-sel tulang yang terkena; sebagai
assmoidus. Sebagai contoh yang terkenal adalah
patelia (tulang tempurung lutut)
dan tulang mata kaki (kemin) (Jasin, 1984).
Tulang tempurung kepala cukup keras dan merupakan
suatu kotak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada bagian
sutura. Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsul dan sepasang
orbita, sebagai tempat biji mata dan di sebelah ventral terdapat plat
dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Di sebelah luae
orbita terdapat archus zygomaticus (Jasin, 1984).
Skeleton
tersusun atas :
Eksoskeleton:
Skeleton luar badan yang berasal dari ektoderm.
Endoskeleton:
Skeleton dalam badan yang ditutupi oleh tisu lembut (otot).
Tulang-tulang
Vertebrata membentuk rangka dalam (ENDOSKELETON) berfungsi :
à
Memberi bentuk tubuh.
à
Menahan dan menegakkan tubuh.
à
Melindungi dan menegakkan tubuh.
à
Sebagai tempat melekatnya otot rangka.
à
Sebagai alat gerak pasif.
à
Tempat pembentukan sel-sel darah (HEMOPOIESIS).
Skeleton
ini berasal dari mesoderm kecuali notokord atau skeleton aksial
primitif yang berasal dari endoderm. Bagian-bagian utama badan: kepala;
leher; badan; ekor; kaki.
Tulang
rangka mempunyai dua fungsi utama:
a. menyokong badan (membenarkan pergerakan
normal hanya pada kawasan
tertentu sahaja ie. sendi, terutamanya sendi
sinovium)
b. melindungi struktur-struktur dalaman badan,
cth. otak dilindungi oleh tengkorak,
jantung
dan paru-paru dilindungi oleh tulang rusuk.
Dan 2 fungsi lainnya :
a. menghasilkan sel darah merah dalam sum-sum
tulang dan menyimpan bahan
mineral kalsium dan
fosforus. Bertindak sebagai organ hemopoietik.
b. pelekatan otot untuk pergerakkan.
Sistem
skeleton dibagi menjadi 3 yaitu:
1.
Skeleton aksial
Skeleton
yang terletak di bahagian median badan. Tulang-tulang skeleton ini
terdiri dari tengkorak (skull), tulang rusuk (rib), tulang vertebra dan
tulang sternum. Tulang-tulang skeleton ini tidak berpasangan kecuali
tulang rusuk (tulang-tulang tengkorak ada yang berpasangan dan ada yang
tidak).
a. Cranium
àNEUROCRANIUM
(tengkorak pelindung otak)
Menghasilkan 5 kelompok
tulang yaitu :
1. Orbithoshenethmoid
2. Spenoid posterior
3. Occipital
4. Nasal
5. Tulang-tulang Kapsula
Optik
àSPHLANCHNOCRANIUM
(tengkorak pembentuk wajah)
Tersusun atas suatu
rangkaian archi yang mengelilingi bagian anterior tructus digestifus
àDERMATOCRANIUM
Dermatocranium adalah
tulang-tulang dermal yang melindungi neurocranium dan juga komponen yang
berperan dalam pelekatan gigi. Elemen-elemen daro tulang dermal
dibentuk langsung dari mesenkim atau jaringan ikat, dan tidak pernah
dilalui oleh tulang rawan. Beberapa tulang dermal berdasarkan lokasinya :
1. tulang dermal daerah
neurocranium
2. tulang dermal sekeliling
orbital
3. tulang dermal rahang
atas
4. tulang-tulang palatal
5. tulang-tulang dermal
rahang bawah (Nuryati, 2004)
b. Columna
Vertebralis
Columna
Spinalis (vertebralis) merupakan bagian dari skeleton axial yang
melindungi corda spinalis. Pada kebanyakan cordata, tersusun oleh
struktur skeletal bersegman yaitu vertebrae dan merupakan kesatuan
antara spinalis dan columna. Perluasan dasar tulang-tulang tengkorak ke
arah posterior sampai ke arah ekor. Columna vertebralis mempunyai
(memberikan bentuk) yang keras atau kaku pada tubuh, selanjutnya sebagai
tempat pelekatan secara langsung maupun tidak langsung pada otot
(Nurhayati, 2004).
c. Sternum
(Apparatus sternal)
Berbentuk
seperti pisau belati. Terdiri dari tiga bagian, yaitu hulu (Manubrum), badan (Sternum)dan taju
pedang (Prosessus Xiphoid). Manubrium
bersambungan dengan klavikula dan
tulang rusuk pertama. Bagian badan merupakan tempat melekatnya 9 tulang
rusuk berikutnya (Junguira, 1980).
d. costae
Tulang rusuk sejati (costae verae) ada 7 pasang
dan melekat langsung pada tulang dada. Tulang rusuk palsu (costae spurea) ada 5
pasang, yaitu 3 pasang tulang rusuk yang melekat pada tulang rusuk
diatasnya dan 2 pasang rusuk melayang (costae fluctantes) (Junguira,
1980).
2.
Skeleton apendikular
Skeleton
yang bersambung dengan skeleton aksial (melalui dua struktur tulang i.e:
tulang bahu dan tulang pelvik). Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari
tulang-tulang apendej atau tulang-tulang kaki.
3.
Skeleton splanknik /visera
Terdiri
dari tulang yang terbina dari tisu visera atau organ lembut. Contoh: Os
penis anjing, Os cordis lembu (tulang dalam jantung) dan gelang skelera
dalam mata burung (http://vet.upm.edu.my/vpm2010/Kuliah5&6.pdf).
2.2 Rangka
(Skeleton) pada Mamalia (Vertebrata)
2.3.3 Costae (rusuk)
Dalam anatomi, tulang rusuk atau iga (Latin: costae adalah
tulang panjang yang melengkung dan membentuk rongga rusuk.) Tulang rusuk
melindungi dada (Latin: thorax), paru-paru, jantung, hati, dan organ
dalam lainnya di rongga dada. Manusia (baik pria dan wanita) memiliki 24
tulang rusuk (12 pasang). Pada mamalia, tulang rusuk terdapat hanya di
bagian dada. Namun pada reptil, tulang rusuk terkadang terdapat dari
bagian leher hingga sacrum.
2.5 Sel-sel
yang Terdapat pada Jaringan Tulang
2.5.1 Sel-sel
Osteoblast
Sel-sel
Osteoblast
Merupakan
sel-sel yang bertanggung jawab terhadap sekresi bahan-bahan pembentuk
matriks tulang. Sel-sel ini pada tulang terdapat pada dua tempat, yaitu :
a. Sepanjang dan
melapisi permukaan luar tulang
b. Melapisi
sebagian besar ruangan-ruangan dalam dari pada tulang (Kristiani, 2007).
2.5.2 Sel-sel
Osteosit
Sel-sel
Osteosit Merupakan sel-sela yang berasal dari
osteoblast. Ketika osteoblast membentuk matriks tulang, beberapa dari
sel-sel ini terkepung di dalam ruangan-ruangan kecil dalam matriks
tersebut yang disebut sebagai lacuna dan sel-sel ini
menjadi osteosit, yang tidak lagi membentuk tulang baru, tetapi masih
mempunyai peranan penting dalam mempertahankan metabolisme tulang secara
normal (Kristiani, 2007).
2.5.3
Osteoclast
Osteoclast
Merupakan sel-sel raksasa dengan inti banyak. Dalam keadaan normal
melapisi ± 3% permukaan dalam dari pada ruangan-ruangan dalam tulang.
Sel ini bertanggung jawab dalam membuang tulan-tulang tua dan melakukan
absorpsi bila diperlukan ion Ca ekstra dalam cairan ekstraseluler. Sel
ini juga distimulir oleh salah satu hormon endokrin yaitu hormon
parathiroid (Kristiani, 2007).
2.6 Bahan
Antar Sel (Matriks) Tulang
2.6.1 Komponen
Anorganik
Bahan
anorganik jaringan tulang ini manyusun ± 65% dari keseluruhan bahan
antar sel dan disebut sebagai bone salt (garan tulang).
Pada tulang yang masih mengalami proses pertumbuhan lebih-lebih pada
embrio persentase tersebut bisa lebih rendah. Komponen anorganik ini
sebagian besar terdiri atas garam-garam kalsium dan fosfat, disamping
magnesium, natrium, sitrat dan karbonat. Komponen ini terdeposit didalam
bahan dasar matriks tulang (diantara serabut-serabut kolagen) (Kristiani, 2007).
2.6.2 Komponen
Organik (Ossein)
Komponen ini
menyusun ± 35% dari keseluruhan bahan antar sel. Terutama terdiri dari
serabut-serabut kolagen serupa drngan serabut-serabut kolagen pada
jaringan ikan yang lain disebut sebagai bone collagen
(kolagen tulang) atau serabut-serabut Osteocollagen.
Komponen organik ini menentukan kelenturan tulang. Bilaman tulang
dibakar, bahan-bahan organik didalamnya akan hilang dan tinggal tulang
yang rapuh dan mudah sekali patah. Contoh ini bisa dilihat pada korban
yang mati terbakar (hangus) (Kristiani, 2007).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan
Bahan
3.1.1 Alat
Peralatan yang diperlukan dalam percobaan ini antara
lain mikroskop.
3.1.2 Bahan
Bahan- bahan yang diperlukan dalam percobaan kali ini
antara lain rangka kambing dan preparat tulang.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Untuk preparat
rangka sapi
3.2.2 Untuk preparat
tulang
BAB IV
PEMBAHASAN

Keterangan gambar :
- Cranium
(tengkorak) 14.
Carpal
- T.Nasal
(hidung) 15.
Metacarpal (Telapak tangan)
- Maxilla (rahang
atas) 18.
Illium (T.Usus)
- Mandibula
(rahang bawah) 19. Sacrum
(T.Kemudi)
- Clavicula
(T.Selangka) 20.
Ischium (T.Duduk)
- Scapula
(T.Belikat) 21.
Vemur (T.Paha)
- Humerus
(lengan) 21. Patella (T.Lutut)
- Sternum
(T.Dada) 22.
Tibia (T.Kering)
- Costae
(T.Rusuk) 23.
Fibula (T.Betis)
- Columna
Vetebralis (T.Belakang) 24. Tarsal
- Radius
(T.Pengumpil)
25. Metatarsal
- Ulna (T.Hasta) 26.
Phalanges (T.jari)
- Phalanges
(T.Jari)
Deskripsi:
Skeleton adalah rangka tubuh hewan. Pada vertebrata, skeleton
tersusun oleh kartilago, tulang dan kombinasi keduanya. Skeleton
mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai penyokong fisik, protektif,
tempat perlekatan otot dan alat gerak pasif (Nurhayati, 2004).
Fungsi dari sistem rangka adalah untuk menunjang tubuh,
memberi bentuk tubuh, tempat melekatnya otot rangka, pelindung bagian
tubuh yang lunak. Kerangka dapat dibagi dalam kerangka somatik dan
kerangka viseral. Kerangka somatik terdiri dari tulang dermal dan tulang
pengganti tulang rawan, tetapi pada kerangka viseral hanya terdapat
tulang pengganti tulang rawan. Kerangka somatik dapat dibagi menjadi kerangka aksial (tengkorak, tulang belakang, tulang
rusuk, tulang dada) dan appendikular (gelang bahu, rangka anggota depan,
gelang pinggul, rangka anggota belakang) (Villee dkk, 1984).
Susunan kerangka
terdiri atas berbagai macam
tulang yang berjumlah kurang lebih 206 buah dan saling berhubungan.
Tulang-tulang penyusun tersebut antara lain:
- tulang kepala
yang berbentuk tengkorak (8 buah)
- tulang muka
atau wajah (14 buah)
- tulang telinga
dalam (6 buah)
- tulang lidah (1
buah)
- tulang yang
membentuk anggota dada (125 buah)
- tulang yang
membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah)
- tulang-tulang
yang membentuk anggota gerak atas atau lengan (64 buah)
- tulang-tulang
yang membentuk anggota gerak bawah atau kaki (62 buah)
4.2 Cranium
(Tulang Tengkorak)

Keterangan
Gambar:
Kranium tampak
dari depan
Kranium tampak dari samping:
- tulang parietal 12.
sutura koranalis
- sutura
sagitalis
13. tulang temporal
- tulang frontal 14.
tulang sfenoid
- orbital
15. edmoid
- foramen optic 16.
prosesus kronoideus
- legkung
zigomatik 17.
meatus akustikus eksterna
- tulang
zigomatik 18.
prosesus kundiloideus
- nasal
19. sutura lamdoidalis
- maksila 20.
sutura skuamoideus
- ramus
21. tulang oksipital
- mandibula
Deskripsi:
Tengkorak merupakan salah satu endoskelet yang
terdapat di daerah kepala.tengkorak, tersusun oleh bagian-bagian tulang
yang bermacam-macam menjadi satu kesatuan yang kompleks. Pada kranium
terdapat neurokranium, splanchnokranium, dan dermokranium. Neurokranium
adalah bagian kranium yang merupakan kotak tempat otak disimpan.
Splanchnokranium adalah skelet atau tulang yang mengelilingi mulut,
pharink, dan insang. Dermatokranium adalah tulang-tulang dermal yang
melindungi neurokranium dan juga komponen yang berperan dalm pelekatan
gigi (Nurhayati, 2004).

Keterangan
Gambar :
Kranium Tampak
Atas :
Kranium Tampak dari
Bawah :
1. tulang frontal 8. tulang
platinum
2. tulang
parietal 9.
koane
3. sutura
karonalis 10.
tulang zigomatik
4. sutura
sagitalis 11.
tulang eksooksipital
5. sutura
lamdoidalis 12.
foramen magnum
6. tulang
oksipital 13.
kondilus oksipitalis
7. lengkung zigomatik
14. basi oksipital
Deskripsi:
Kranium bila dilihat
dari atas dan bawah akan
tampak seperti gambar di atas. Pada penampakan atas tampak batas-batas
yang memisahkan bagian depan, belakang, samping kanan, dan samping kiri
yang disebut sutura. Sutura tidak bisa bergerak. Oksipital meliputi
eksooksipital dan basioksipital. Basioksipital membatasi bagian ventral
foramen magnum serta kondulis oksipital merupakan
penonjolan dari tulang oksipital untuk persendian dengan atlas yang
memungkinkan pergerakan pada leher (Thiobodeau, 1987).
4.4
Sacralis

Keterangan
Ganbar :
1.
fasia artikularis superior
2. promontori
3. kanalis
sakralis
4. krista
lateral
5.
foramina sakral dorsal
6. krista mediana
(spina)
7. hiatus
8. tuberositas
Deskripsi:
Sakralis berhubungan dengan tulang-tulang vertebrae.
Sakralis juga terdiri atas 5 ruas. Ruas-ruasnya menyatu sehingga
menyerupai sebuah tulang.pada bagian depan atau belakang akan tampak
lubang-lubang kecil yang disebut foramen sakralis yang merupakan tempat
lalunya pembuluh darah, saraf, dan ligamentum. Selain foramen
terdapat pula suatu prosessus yang merupakan suatu tonjolan atau taju.
Prosessus berfungsi untuk persendian dengan vertebrae tetangganya dan
sebagai tempat perlekatan urat atau tendon (Yatim, 1994).
4.5
Tulang Dada
(Sternum)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_rusuk)
Keterangan
Gambar :
1.
manubrum
2. badan sternum
3. prosessus
sifoldeus
Deskripsi:
Tulang dada merupakan tonggak
dinding depan dari thorax (rongga dada). Tulang dada atau sternum
merupakan tempat melekatnya tulang rusuk (costae) bagian depan. Sternum
atau tulang dada berbentuk gepeng dan sedikit melebar. Tulang dada
terdiri atas tiga bagian yaitu:
- manubrum yang
merupakan bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian
dengan tulang selangka (klavikula) dan tulang iga.
- badan sternum
merupakan bagian terbesar dari tulang dada yang membentuk
persendian dengan tulang rusuk. Badan sternum membentuk rongga dada
yang merypakan ruang jantung dan paru-paru
- prosessus
sifoideus merupaka bagian ujung dari tulang dada yang merupakan
tulang rawan saat masih bayi (Junguira, 1980).
4.6 Tulang
Kemaluan (Pubis)

Keterangan
Gambar :
- Kanalis
Sakralis.
6. Crista Media.
- Prosessus
Artikularis Superior.
- Prosessus
Transversus.
- Sentrum
Vertebrae.
5. Foramen
Sakralis Anterior

Keterangan Gambar :
1. Centrum.
2. Prosessus Tranversus.
3. Arcus Revialis.
4. Fopia Dentis.
Deskripsi:
Gelang pelvic, padanya melekat ekstremitas belakang juga
dapat berupa rawan atau tulang. Biasanya lebih besar dan kukuh terutama
pada hewan bipedal. Pelvic berhubungan dengan columna vertebralis
melalui vertebrae sacral dan dianggap berasal dari sepasang pterygophore
basal (Hymen). Pterygophore adalah metameric primitif yang banyak dalam
sirip sepanjang metameric myotonic. Masing-masing pterygophore terdiri
dari beberapa potongan kecil, yaitu basale dan radiale (Nurhayati,2004).

Keterangan
Gambar :
- Prosessus
Condyledeus.
3. Mandibula.
2. Prosesus Coronoideus. 4. Gigi
Deskripsi:
Tulang-tulang
dermal dari rahang bawah dibangun oleh tulang-tulang dentale, splenial,
postspenial, angular, suprangular. Dalam perjalanan evolusi akan
mereduksi, sehingga pada memelia tinggal satu tulang yaitu tulang
dentale (Nurhayati,2004).
4.10 Tulang
Rusuk (Costae)

Keterangan Gambar :
- Kepala.
5. Facet for vertebral
body.
- Leher.
6. For
costal cartilage.
- Tuberkullum. 7. Coastal groove.
- Facet for
transverse process.
Deskripsi:
Tulang iga biasa disebut tulang rusuk atau costae yang
berjumlah 12 pasang. Costae kiri dan kanan bagian depan berhubungan
dengan tulang dada melalui perantaraan tulang rawan. Bagian belakang
berhbungan dengan ruas-ruas vertebrae thoracalis yang memungkinkan
tulang rusuk dapat bergerak kembang kempis menurut irama pernafasan.
Tulang rusuk dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
- tulang rusuk
sejati (costae vera) banyaknya 7 pasang, berhubungan langsung
dengan tulang dada melaliu perantaraan persendian
- tulang rusuk
tak sejati (costae spuria) banyknya 3 pasang, berhubungan dengan
tulang dada melalui perantaraan tulang rawan dari tulang rusuk
sejati ke 7.
- tulang rusuk
melayang banyaknya 2 pasang, tidak berhubungan dengan tulang dada
(Yatim, 1994)
4.11
Osifikasi
![]() |
Osifikasi
adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari
perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan yang berkembang
menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan disisipi dengan
pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium
dan menyimpannya pada jaringan tersebut.
Jenis osifikasi :
1. Osifikasi
endokondral: pembentukan tulang dari tulang rawan
2. Osifikasi intramembranosus: pembentukan tulang dari
mesenkim, seperti tulang
pipih pada tengkorak
3.Osifikasi heterotopik: pembentukan tulang di luar jaringan
lunak (http://id.wikipedia.org/wiki/Osifikasi)
Paratiroid hormon dalam tubuh
rendah, maka ion Ca dalam tulang tinggi. Hal ini menyebabkan osteo
progenitor merangsang untuk mengubah fibroblast menjadi osteoblast.
Osteoblast mengikat Ca2+ dan PO42+ dan menyusun hidroksiapatit yang
berfungsi membentuk matriks kolagen dan membentuk zona alkali yang
mempermudah pembentukan osteosit. Osifikasi terjadi dalam serangkaian
perubahan tulang rawan, perubahan tersebut melalui zona istirahat,
pertunbuhan, hipertrofisel dan pembesaran ukuran, klasifikasi, pembagian
tulang rawan dan pembentukan tulang (Bevelander,1988).
a. ) Penulangan
Endrokondral
Mineralisasi
pertama terjadi pada bagian pusat batang tulang, kemudian sel tulang
rawan mengalami profeksi subur dan hipertrofi yang mengakibatkan
peningkatan jumlah dan ukuran lakuna. Disaat yang sama, sel perikondrius
memperoleh fungsi ostergenik sehingga tulang menempel rapat pada tulang
rawan di bawahnya dan membantu dalam menunjang tulang. Periostom makin
tebal dan panjang serta menembus tulang dan matriks sehingga membentuk
rongga. Sel-sel osteogenik melahirkan osteoblast dan menyebabkan
pengendapan matriks tulang yang berturut-turut. Jadi termineralisasi
membentuk rongga sumsum tulang primer, pembentukan tulang endokondrial
tiap spikula diendapkan disekeliling pemekaran matriks tulang rawan yang
telah mengapur (Bevelander,1988).
b. ) Penulangan Inframembran
Daerah dimana
terjadi proses pembentukan tulang inframembran ditentukan letaknya dekat
dengan pembuluh darah,ditempat dimana tulangnya akan berkembang,
sel-sel mesenkim mendeferensiasi diri untuk membentuk sel-sel
osteoprogenitor dan osteoblast. Pemolaran pembentukan tulang terdiri
atas produksi bahan dasar yang jumlahnya meningkat antara sel-sel dan
sel inang itu terjebak di dalamnya. Bersama dengan itu, sel membesar,
mendapatkan bentuk sisi banyak dan tahap ini dikenal dengan osteoblast.
Ini terkait dalam pembentukan tulang dalam masa pertumbuhan. Jika telah
tercapai keadaan tertentu dalam pembentukan sel dan matriks jaringan
mengalami klasifikasi, yaitu mineral diendapkan
dalam matriks berbentuk hidroksi aporit (CH3[PO4]2)3Ca(OH)2. Jadi tulang
dibentuk melalui matriks dan mineralisasi. Sel-sel osteoprogenitor
membelah mitosis menghasilkan osteoblast dan menyusun permukaan tulang,
membentuk pagar rintangan. Jaringan penyambung dan pembuluh darah.
Adanya kegiatan osteoblast membuat tulang makin menebal dan menambah
lapisan matriks (Bevelander,1988).
4.12 Pembagian
Tulang Berdasarkan Jenisnya
Berdasarkan jenisnya, ada dua macam tulang,
yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon):
1. Tulang Rawan
Tulang rawan merupakan rangka
penyangga tahapan embrio manusia. Namun setelah dewasa,
sebagian besar tulang rawan diganti dengan tulang keras. Pada
manusia dewasa, tulang rawan hanya terdapat pada bagian yang memerlukan
elastisitas seperti daun kuping, cuping hidung, dan cincin trakea. Tulang
rawan terdiri atas anyaman serat dimana terdapat sel-sel tulang rawan
(kondrosit) yang membuat matriks kondrin.
a. Tulang Rawan Hialin
Tulang rawan hialin merupakan
bentuk tulang rawan terbanyak. Tulang rawan hialin mempunyai matriks
yang homogen dan besifat halus serta transparan. Terdapat pada cincin
batang tenggorokan (trakea), cuping hidung, persendian, dan antara
tulang rusuk, dan tulang dada.
b. Tulang Rawan Elastis
Tulang rawan elastis bersifat
lentur, matriksnya mengandung serat elastis bercabang-cabang, dan
terdapat pada epiglottis dan bagian luar telinga.
c. Tulang Rawan Fibrosa
Tulang rawan fibrosa bersifat
kurang lentur, matriksnya mengandung serat kolagen yang tidak lentur,
dan terdapat pada antarruas tulang belakang.
2. ) Tulang Keras
Rangka yang menyokong
sebagian besar manusia dewasa terbuat dari tulang keras. Bagian luar
tulang keras dilapisi oleh periosteum yang merupakan tempat melekatnya
otot. Sel tulang keras disebut osteosit. Sel-sel tulang keras membentuk
lingkaran konsentris berlapis-lapis. Berdasarkan sifat matriksnya,
tulang keras dibedakan sebagai berikut.
a. Tulang Kompak
Merupakan tulang dengan matriks yang bersifat
padat dan rapat, misalnya lapisan luar tulang pipa.
b. Tulang Spons
Tulang spons memiliki matriks berongga,
misalnya tulang pipih dan tulang pendek Erlyna,2008).
4.13 Pembagian Tulang
Berdasarkan Bentuknya
Pembagian tulang menurut
bentuknya dibedakan menjadi:
1. ) Tulang
pipa (tulang panjang)
Tulang pipa mempunyai bagian-bagian:
- Epiphyse :
Berupa bonggol, tulang bunga karang yang dilapisi tulang kompak tipis.
- Diaphyse :
Bagian tengah tulang, dibangun oleh tulang kompak yang dilapisi
periosteum.
- Rawan Epiphyseal : Diantara epiphyse dan diaphyse,
berupa keping rawan, hanya terdapat
pada
tulang yang masih dapat tumbuh.
2. ) Tulang-tulang pendek (irreguler)
Bagian dalam dibangun oleh tulang
bunga karang dan bagian luar terdiri dari tulang kompak yang tipis.
Contohnya pada tulang-tulang
karpalia, tarsalia, phalanges dan lain-lain.
3. ) Tulang-tulang pipih
Komposisinya seperti tulang
pendek, bagian tengah berupa tulang bunga karang yang dilapisi tulang
kompak hanya bentuknya pipih.
Contohnya pada tulang rusuk dan
tulang tengkorak (Nurhayati,2004).
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum sistem
rangka ini ialah bahwa sistem rangka secara anatomi pada vertebrata dibagi menjadi 2 yaitu skeleton axial yang terdiri
dari cranium, columna vertebra, costae dan sternum. Pembagian rangka
yang kedua adalah rangka appendiculare yang terdiri dari anggota tubuh
bagian depan, anggota tubuh bagian belakang, anggota tubuh bagian atas,
anggota tubuh bagian bawah. Kemudian. Secara histolginya tulang
dibedakan menjadi tulang rawan yang terdiri dari rawan hialin, rawan
elastis dan rawan fibrosa kedua yaitu tulang keras yang terdiri dari
tulang kompak dan tulang spo
ns.
0 komentar:
Posting Komentar