Minggu, 24 Juni 2012

CAMPAK DAN GONDONGAN



CAMPAK DAN GONDONGAN
# Campak
Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala campak agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi menjadi 3 fase. Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase ini, anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar. Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulutmuncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat Celcius.
Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.
Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun tergantung padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik maka bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun makin lama menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2 minggu.
CARA PENULARAN
Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut. Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul. Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan penyakit campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka anggota keluarga lain sengaja ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah campak hanya terjadi sekali seumur hidup? Jadi kalau waktu kecil sudah pernah campak, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak benar karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup berbahaya.
Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak harus keluar semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita. Yang benar, justru jumlah bercak menandakan ringan-beratnya campak. Semakin banyak jumlahnya berarti semakin berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan agar campak pada anak tidak menjadi semakin parah atau bercak merahnya tidak sampai muncul di sekujur tubuh. Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak campak secara salah. Salah satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat yang melekat pada tubuh anak menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk kulit dengan tangan yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Sebaliknya, dengan mandi anak akan merasa nyaman.
PENGOBATAN GEJALA
Pengobatan campak dilakukan dengan mengobati gejala yang timbul. Demam yang terjadi akan ditangani dengan obat penurun demam. Jika anak mengalami diare maka diberi obat untuk mengatasi diarenya. Batuk akan diatasi dengan mengobati batuknya. Dokter pun akan menyiapkan obat antikejang bila anak punya bakat kejang. Intinya, segala gejala yang muncul harus diobati karena jika tidak, maka campak bisa berbahaya. Dampaknya bisa bermacam-macam, bahkan bisa terjadi komplikasi. Perlu diketahui, penyakit campak dikategorikan sebagai penyakit campak ringan dan yang berat. Disebut ringan, bila setelah 1-2 hari pengobatan, gejala-gejala yang timbul membaik. Disebut berat bila pengobatan yang diberikan sudah tak mempan karena mungkin sudah ada komplikasi.
Komplikasi dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke jaringan tubuh lainnya. Yang paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah kompilkasi radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi ini bisa terjadi cepat selama berlangsung penyakitnya. Gejala ensefalitis yaitu kejang satu kali atau berulang, kesadaran anak menurun, dan panasnya susah turun karena sudah terjadi infeksi “tumpangan” yang sampai ke otak. Lain halnya, komplikasi radang paru-paru ditandai dengan batuk berdahak, pilek, dan sesak napas. Jadi, kematian yang ditimbulkan biasanya bukan karena penyakit campak itu sendiri, melainkan karena komplikasi. Umumnya campak yang berat terjadi pada anak yang kurang gizi.
PENANGANAN YANG BENAR
Dalam hal inilah yang dianjurkan sebagai berikut:
* Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.
* Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi campak.
* Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna, karena anak campak rentan terjangkit infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Masa rentan ini masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang masih lemah.
* Lakukan pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter.
* Jaga kebersihan tubuh anak dengan tetap memandikannya.
* Anak perlu beristirahat yang cukup.
PENTINGNYA IMUNISASI CAMPAK
Semua penyakit yang disebabkan virus bersifat endemis. Artinya bisa muncul kapan saja sepanjang tahun, tidak mengenal musim. Oleh karena itu, menurut Rini, campak pada anak perlu dicegah dengan imunisasi. Apalagi campak banyak menyerang anak usia balita. Seharusnya, vaksin campak tak memiliki efek samping, tapi karena vaksin dibuat dari virus yang dilemahkan, maka bisa saja satu dari sekian juta virusnya menimbulkan efek samping. Umpamanya, setelah diimunisasi campak, anak jadi panas atau diare. Sebenarnya bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta saat hamil. Namun, antibodi dari ibu pada tubuh bayi itu akan semakin menurun pada usia kesembilan bulan. Lantaran itu, pemberian imunisasi campak dilakukan di usia tersebut. Kemudian, karena tubuh bayi di bawah 9 bulan belum bisa membentuk kekebalan tubuh dengan baik maka pemberian vaksinasi campak diulang di usia 15 bulan dengan imunisasi MMR (Measles, Mumps and Rubella). Dengan vaksinasi ini diharapkan bilapun anak terkena campak, maka dampaknya tidak sampai berat atau fatal karena tubuh sudah memiliki antibodinya.
Hanya saja, karena saat ini terdapat kecurigaan bahwa bahan pengawet pada vaksin MMR dapat memicu autisme, akhirnya pemberian imunisasi campak tidak diulang. Menurut Rini, kekhawatiran itu tidak perlu ada lagi jika anak sudah mencapai usia tiga tahun dan mengalami proses tumbuh kembang yang normal. “Sebaiknya anak divaksinasi saja. Boleh ditunda tapi jangan sampai ditiadakan. Sampai besar pun masih bisa divaksinasi. Lebih baik mencegah daripada mengobati.”
GAMBAR VIRUS YANG MENYEBABKAN CAMPAK
http://id.wikipedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel. Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang
.




# GONDONGAN
Gondongan  atau istilah kedokterannya Parotitis cukup sering saya temui dalam praktek sehari hari. Sebagian besar penderita adalah anak anak, walau penderita dari golongan dewasa tidak bisa dibilang sedikit. Penderita biasanya datang ke tempat saya dengan keluhan demam dan bengkak pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
Gondongan sendiri disebabkan oleh infeksi virus Paramiksovirus RNA yang ditularkan melalui percikan air ludah pembawa virus. Karena cara infeksi yang demikian mudah, maka penyakit Gondongan akan sangat mudah menyebar terutama di lingkungan yang padat. Sering kejadian pada anak anak sekolah, Gondongan diderita kompak satu kelas. Masa inkubasi atau masa sejak masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala adalah 18 hari. Namun hal itu pun tidak merupakan angka pasti, karena bila daya tubuh korban bagus malah tidak akan timbul gejala sama sekali. Parotitis atau mumps atau gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Paramiksovirus RNA (mumps) yang ditularkan melalui percikan air ludah pembawa virus. Karena itulah, gondongan sangat mudah menyebar, terutama di lingkungan yang padat penduduk. Sebagian besar penderita gondongan adalah anak-anak dan jarang sekali menyerang bayi. Meski tidak sedikit terjadi juga pada orang dewasa. Jika terjadi pada laki-laki dewasa, gondongan bisa menyebabkan pembengkakan pada buah zakar atau peradangan pada pankreas. Tetapi semua itu, tergantung pada kondisi badan si penderita. Jika kondisi lemah, lebih mudah terserang.
Anak-anak yang menderita gondongan dapat dideteksi melalui gejala-gejala seperti :
  • demam dan sakit kepala
  • lemas
  • susah makan
Untuk mengobati gondongan, banyak orang yang menggunakan cara lama yaitu dengan blau. Padahal itu tidak benar sama sekali. Meski gondongan disebabkan oleh virus, namun penyakit ini tidak memerlukan pengobatan yang spesifik. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya setelah 3 atau 4 hari. Karena itulah gondongan juga tidak memerlukan antibiotik. Untuk mengurangi demam dan rasa sakit, penderita bisa diberikan parasetamol generik. Atau kompres dengan air hangat atau dingin. Jika terlambat diantisipasi, gondongan juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran yang permanen. Sebenarnya, gondongan dapat dicegah dengan memberikan imunisasi sedini mungkin. Berikanlah imunisasi MMR (Measles, Mumps dan Rubella) pada balita anda.
Imunisasi MMR adalah imunisasi kombinasi untuk mencegah penyakit campak, gondongan dan campak Jerman. Pemberian vaksin MMR biasanya diberikan pada usia anak 16 bulan. Vaksin ini adalah gabungan vaksin hidup yang dilemahkan. Semula vaksin ini ditemukan secara terpisah, tetapi dalam beberapa tahun kemudian digabung menjadi vaksin kombinasi. Kombinasi tersebut terdiri dari virus hidup Campak galur Edmonton atau Schwarz yang telah dilemahkan, Componen Antigen Rubella dari virus hidup Wistar RA 27/3 yang dilemahkan dan Antigen gondongen dari virus hidup galur Jerry Lynn atau Urabe AM-9.
Gejala dari Gondongan antara lain, demam, lemas, susah membuka mulut, pembengkakan pada kelenjar parotis di pipi, pada laki laki dewasa juga bisa terjadi pembengkakan pada buah zakar, peradangan pada pankreas. Walaupun saya sebutkan banyak, tapi tidak semua gejala bisa ditemukan pada penderita gondongan, apalagi kondisi badannya memang lagi bagus.Pengobatan pasien gondongan sebenarnya tidak begitu spesifik seperti halnya infeksi virus yang lain. Pengobatan hanya untuk menghilangkan gejala. Diharapkan penyakit ini akan sembuh sendiri selama 3 sampai 4 hari.
Gondongan (Mumps, Parotitis Epidemika) adalah suatu infeksi virus menular yang menyebabkan pembengkakan pada kelenjar liur disertai nyeri.
Penyebab
Mumps disebabkan oleh paramyxovirus.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari bersin atau batuk penderita atau karena bersentuhan langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi oleh ludah penderita.
Jika dibandingkan dengan campak atau cacar air, gondongan tidak terlalu menular.
Kbanyakan penyakit ini menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Jarang ditemukan pada nak yang berumur kurang dari 2 tahun.
              Jika seseorang pernah menderita gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya. Yang terkena biasanya adalah kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang.
              Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya.
Masa inkubasi adalah 12-24 hari.
Gejala
Gejala timbul dalam waktu 12-24 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
- menggigil
- sakit kepla
- nafsu makan berkurang
- merasa tidak enak badan
- demam ringan sampai sedang (terjadi 12-24 jam sebelum 1 atau beberapa kelanjar liur membengkak).
Tetapi 25-30% penderita tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut.




Gejala pertama dari infeksi kelenjar ludah adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan, terutama jika menelan cairan asam (misalnya jus jeruk). Jika kelenjar liur disentuh, akan timbul nyeri. Pada saat ini suhu biasanya naik sampai 38,9-40? Celsius. Pembengkakan terjadi pada hari kedua.
Gejala lain yang mungkin ditemukan:
- nyeri testis
- benjolan di testis
- pembengkakan skrotum (kantung zakar).
Komplikasi
Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Komplikasi bisa terjadi pada organ selain kelenjar liur, terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas. Komplikasi bisa terjadi sebelum, selama maupun sesudah kelenjar liur membengkak; atau terjadi tanpa disertai pembengkakan kelenjar liur.
Orkitis ; peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi kemandulan.
Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.
Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang.
5-10% penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.
Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.
Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam jumlah yang banyak
Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.


           



1 komentar:

optima teknik mandiri mengatakan...

apakah mungkin gondongan timbul berbarengan campak?

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Mega's Blogg and Powered by Blogger.