MANUSIA TAHU AKAN KETAHUANNYA
Seberapa dalam kamu mengenal
dirimu? Kenalilah dirimu, maka
kamu akan mengenal Tuhanmu. Kenal disini bukan hanya sebatas mengenal “saya tahu nama saya Adi, saya
lahir pada tanggal sekian, alamat saya disana, ibu saya si anu dan pekerjaannya
anu, ayah saya si anu dan pekerjaannya anu”. Kalau hanya itu yang kamu
kenal dari dirimu, berarti dirimu hanyalah sebatas curriculum vitae.
Pasti kamu pernah mendengar 4 sifat manusia,
mungkin sebagian dari kita lupa bahkan tidak menyadarinya. Jangan khawatir!
Masih belum terlambat...
1. Manusia yang
tidak tahu dalam ketidaktahuannya
2. Manusia yang
tahu akan ketidaktahuannya
3. Manusia yang
tidak tahu dalam ketahuannya
4. Manusia yang
tahu akan ketahuannya
Disini saya
akan mencoba untuk menjelaskan tipe manusia yang ke empat yaitu Manusia Tahu Akan Ketahuannya
Jika kamu sudah mengenal dirimu,
maka kamu akan masuk kategori manusia yang keempat. Manusia yang tahu bahwa
dirinya tahu. Orang ini tidak akan menyia-nyiakan ketahuannya dengan hal-hal
yang hanya membuat kontroversi, dengan ketahuannya dia akan membuat hal yang
justru akan membuat persatuan. Karena dia tidak akan bertindak dengan hal yang
tidak diketahuinya. Orang ini termasuk orang yang sangat berhati-hati. Maka beruntunglah
kamu yang menjadi orang keempat ini.orang yang tahu dan dia menyadari bahwa
dirinya tahu. Inilah orang alim, bertanyalah kepadanya. Kesadarannya diwujudkan
dengan mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya. Inilah orang yang terpuji. Dia
hanya akan menjelaskan sepanjang dimana yang dia tahu. Dia akan mengakui,
bahkan menyingkapkan dimana letak ketidaktahuannya. Dia tidak merasa
terintimidasi dengan apa yang dia tidak tahu. Tapi tidak berhienti di situ. Dia
akan mencari pengetahuan itu demi pengetahuan itu sendiri. Mencari bukan untuk
citra,seperti anak sekolah yang tidak tahu untuk apa dia sekolah hanya sekadar
mendapat nilai bagus saja. Dan bukan juga menggali pengetahuan untuk unggul
dari teman. Dia sadar, belajar untuk hanya unggul dari teman hanyalah akan
memupuk kesombongan. Kesombongan itu sendiri akan mencelakakan, akan
menghempaskan dan membinasakan yang memeliharanya. Di sinilah dampak negative
kompetisi. Pribadi yang picik, merupakan kulminasi
ekstrim kompetisi.
Orang yang tahu dimana
tahunya dan dimana tidak tahunya, itulah seorang terpelajar. Dan terpelajar
bukan hanya soal pengetahuan saja. Tetapi juga menyangkut moralitas, dan
mumpuni – penguasaan terhadap suatu bidang keilmuan tanpa terjebak spesialisai.
Sepantasnya kita mengaca diri,
termasuk tipe manakah kita? Yang jelas, selagi kita masih mau belajar, maka
terhitung sebagai orang yang terpuji.
0 komentar:
Posting Komentar