Hutan Amazon
merupakan salah satu kawasan di dunia yang memiliki keragaman hayati yang
paling banyak. 15% dari seluruh spesies tumbuhan darat yang ada di dunia dapat
kita temukan di Amazon. Hampir 10% dari jumlah mamalia yang ada di dunia ini
juga dapat kita temukan di Amazon. Hutan Amazon memiliki 300 jenis spesies yang
berbeda pada setiap hektarnya. Hal ini telah membuat hutan Amazon bukan hanya
sebagai pusat warisan dunia melainkan juga sebagai salah satu pertahanan utama
bumi di dalam memerangi dampak dari global warming.
Selain itu,
hutan Amazon merupakan rumah bagi sekitar 220.000 orang yang berasal dari 180
etnis lokal berbeda yang tinggal di pedalaman hutan tersebut bersama dengan
para komunitas tradisional lainnya yang mana kehidupannya sangat tergantung
dengan apa yang dihasilkan oleh hutan Amazon bagi mereka.
Pada awal tahun 2003, pemerintah Brazil mencanangkan
sebuah rencana untuk melakukan deforestasi di Amazon. Dari tahun 2004-2005,
rata-rata deforestasi di Amazon adalah 18.000 km2 per tahun. Pada
tahun 2004, Greenpeace menemukan bahwa penyebab utama deforestasi di Amazon
adalah industri kacang kedelai. Dari berbagai penelitian lapangan, pengintaian
dari udara, wawancara dengan komunitas yang terkena dampak deforestasi,
wawancara dengan aktor politik dan industri lain yang terkait, serta analisis
data ekspor dari pemerintah Brazil, Greenpeace menemukan bahwa industri
tersebut memiliki peran yang sangat signifikan dalam merusak hutan Amazon.
Greenpeace mengindentifikasi bahwa terdapat tiga TNCs utama yang menjadi dalang
dalam aktivitas deforestasi tersebut yaitu Archer Daniels Midland (ADM), Bunge,
dan Cargill. Ketiga TNCs tersebut bekerja sama untuk memonopoli produksi kacang
kedelai di Brasil untuk selanjutnya diekspor ke Eropa sebagai material utama
pembuatan pakan ternak. Karena posisi ketiga TNCs tersebut sebagai pihak yang
memonopoli ekspor kacang kedelai di Brasil (60%), mereka memiliki posisi lobi
yang cukup kuat terhadap pemerintah di negara setempat.
Upaya pertama yang dilakukan oleh Greenpeace untuk
mengatasi isu tersebut adalah dengan melakukan kampanye yang menentang
aktivitas deforestasi Cargill di wilayah hutan Amazon. Di dalam melaksanakan
kampanyenya, Greenpeace menggunakan berbagai metode. Metode pertama adalah
dengan menyebarkan informasi seluas-luasnya terhadap masyarakat publik (lokal
dan internasional) mengenai apa yang telah dilakukan oleh Cargill terhadap
Amazon. Metode lain yang digunakan oleh Greenpeace adalah dengan mengirimkan
secara langsung aktivisnya ke tempat pengolahan kacang kedelai TNC yang
bersangkutan di wilayah Amazon untuk menghambat aktivitas mereka. Salah satu
upaya aktivis yang cukup berhasil adalah ketika Greenpeace mengirimkan tim
aktivis pemanjat kapal Greenpeace yang terkenal yaitu Arctic Sunrise untuk menghambat kapal Cargill yang akan membawa
komoditas kacang kedelai ke wilayah Eropa.
Pemanasan
global merupakan isu lingkungan hidup yang dapat menyebabkan perubahan iklim
global. Perubahan iklim global terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang
cukup panjang, antara 50 – 100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan,
perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan mahluk hidup.
Dampak yang terjadi antara lain Terjadinya perubahan iklim menyebabkan
terjadinya perubahan iklim di hutan Amazon. Awan yang biasanya diatas hutan
Amazon selalu Hitam menunjukan bahwa intensitas hujan sangat tinggi, akan
tetapi sekarang intensitas hujan berkurang ditandai dengan awan yang berada
diatas hutan Amazon menjadi terang. Hal tersebut menyebabkan terjadinya
penurunan jumlah burung di hutan Amazon. Akan tetapi hubungan antara hilangnya
beberapa spesies burung apakah ada berhubungan langsung dengan berkurangnya
curah hujan masih dipertanyakan. Ini diakibatkan oleh ulah manusia.
Deforestasi
hutan Amazon di Brasil meningkat hampir 30 persen tahun lalu. Peningkatan
produksi hasil pertanian dianggap bertanggung jawab atas kenaikan tersebut. Kami
membenarkan kenaikan 28 persen angka deforestasi yang luasnya mencapai 5.843
kilometer persegi", ujar menteri lingkungan Brasil Izabella Teixera usai
pengungkapan data dari Agustus 2012 hingga Juli 2013.
Menurut Teixera, ini antara lain karena
lahan untuk pertanian dan produksi kedelai di daerah Para dan Mato Grosso
bertambah 37 dan 52 persen. Walau luas lahan hutan yang hilang terkesan besar, jumlah ini
masih lebih sedikit dibanding tahun 2011. Saat itu hutan Amazon mengalami
deforestasi hingga 6418 kilometer persegi.
Tahun terburuk bagi Brasil adalah 2004 yang
menunjukkan data deforestasi hingga 27.000 kilometer persegi. Produsen
pertanian global Brasil "terjebak" antara tekanan aktivis lingkungan
dan kebutuhan para petani skala besar. Undang-undang perhutanan di negara itu
mewajibkan pemilik tanah di hutan Amazon untuk tidak mengolah 80 persen dari
lahan yang mereka miliki. Tapi ini tidak dipatuhi. Belum lagi masalah caramengidentifikasi
lahan hutan yang
berada di bawah kepemilikan negara atau swasta. Namun, menteri Texeira
menegaskan, Brasil akan menghormati konvensi internasional yang menuntut pengurangan
deforestasi hutan Amazon.
Lobi bisnis agraria sangat kuat di Brasil.
Walau, lahan pertanian dibatasi, revisi undang-undang perhutanan mengijinkan
pemilik tanah untuk bercocok tanam di pinggir sungai dan lereng bukit. Ini
ditentang oleh para aktivis lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, Brasil
terlibat dalam konflik dengan aktivis lingkungan dan mereka yang bekerja di
dunia pertanian. Karena tuntutan untuk memenuhi kebutuhan produksi pangan juga
terus bertambah.
|
|
0 komentar:
Posting Komentar