Berpikir positif dapat dideskripsikan sebagai suatu cara
berpikir yang lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif, baik
terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi. Berpikir
positif pun merupakan suatu kebiasaan untuk melihat segala sesuatu yang
dihadapi atau diamati dari segi positif dan membiarkan pikirannya berproses
secara positif yang kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku. Selain itu
pikiran psitif dapat menjadi potensi dasar yang mendorong manusia untuk berbuat
dan bekerja dengan menginvestasikan seluruh kemanusiaannya. Biasa dikatakan,
itulah pikiran yang membuat hidup seseorang menjadi lebih baik, yang membantu
seseorang dalam mengembangkan akal, perasaan, dan perilakunya menjadi lebih
baik, dan juga dapat menyingkap kekuatan tersembunyi pada manusia dan mengubah
kehidupannya menjadi lebih berkualitas.
Menurut Comte, perkembangan manusia
berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, tahap teologis, kedua, tahap metafisik,
ketiga, tahap positif.
1.
Tahap Teologis
Pada tahap teologis ini, manusia
percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa-kuasa adikodrati
yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala tersebut. Tahap ini manusia
mengarahkan pandangannya kepada hakekat yang batiniah (sebab pertama). Di sini,
manusia percaya kepada kemungkinan adanya sesuatu yang mutlak. Artinya, di
balik setiap kejadian tersirat adanya maksud tertentu.
2.
Tahap Metafisik
Tahap ini bisa juga disebut sebagai
tahap transisi dari pemikiran Comte. Tahapan ini sebenarnya hanya merupakan
varian dari cara berpikir teologis, terjemahan metafisis dari monoteisme itu
misalnya terdapat dalam pendapat bahwa semua kekuatan kosmis dapat disimpulkan
dalam konsep “alam”, sebagai asal mula semua gejala.
3.
Tahap positif
Pada tahap positif, orang tahu bahwa tiada gunanya
lagi untuk berusaha mencapai pengenalan atau pengetahuan yang mutlak, baik
pengenalan teologis maupun metafisik. Sekarang orang berusaha menemukan
hukum-hukum kesamaan dan urutan yang terdapat pada fakta-fakta yang disajikan
kepadanya, yaitu dengan “pengamatan” dan dengan “memakai akalnya”.
Pada tahap ini pengertian “menerangkan” berarti
fakta-fakta yang khusus dihubungkan dengan suatu fakta umum. Dengan demikian,
tujuan tertinggi dari tahap positif ini adalah menyusun dan dan mengatur segala
gejala di bawah satu fakta yang umum.
Positivisme logis adalah aliran
pemikiran dalam filsafat yang membatasi pikirannya pada segala hal yang dapat
dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi dan relasi antara
istilah-istilah. Fungsi analisis ini mengurangi metafisika dan meneliti
struktur logis pengetahuan ilmiah.
Berpikir positivistik adalah
berpikir saintifik, dan berpikir saintifik adalah berpikir nonteleologis
(<teleos=berarah ke suatu tujuan yang final). Maka, di sini terjadinya segala peristiwa
sosial akan dipahamkan sebagai suatu fenomen akibat, yang secara logis mestilah
dimengerti secra lugas sebagai konsekuensi adanya suatu sebab.
Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang
faktual, yang positif. Ia mengenyampingkan segala uraian/persoalan di luar yang
ada sebagai fakta. Oleh karena itu, ia menolak metafisika. Apa yang diketahui
secara positif, adalah segala yang tampak dan segala gejala. Dengan demikian
metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan dibatasi kepada bidang
gejala-gejala saja.Positivisme ini sebagai
perkembangan yang ekstrem, yakni pandangan yang menganggap bahwa yang dapat
diselidiki atau dipelajari hanyalah “data-data yang nyata/empirik”, atau yang
mereka namakan positif.
Persepsi negatif yang muncul
dalam benak, dapat mengakatakan pada diri sendiri,
bahwa nobody’s perfect dan it’s okay if I made a mistake. Jangan
biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan
terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit
dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran
dan perasaan. Hati-hatilah agar masa depan tidak rusak karena keputusan keliru
yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah
menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada
umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar.
Langkah-langkah
berpikir positif:
1. Perluas wawasan.
2. Berpikir kritis.
3. Mengasah kemampuan analisis.
4. Melakukan check dan recheck setiap informasi untuk memvalidasi
kebenarannya.
5. Bersikap tenang dalam mengambil keputusan
6. Bersikap jujur pada diri sendiri, dan belajar dari kesalahan.
Manfaat berpikir
positif :
1.
Percaya diri
2.
Mampu mengambil keputusan
3.
Meningkatkan fokus
4.
Berwawasan luas
5.
Hidup sukses dan bahagia
6.
Mengatasi stress
7.
Menjadi lebih sehat
0 komentar:
Posting Komentar