Minggu, 25 Desember 2011

identifikasi bambu

jenis-jenis  bambu  yang  terdapat  di  Kabupaten  Sumedang  berdasarkan  struktur
morfologi dan anatomi epidermis buluh bambu.
  Kabupaten  Sumedang  merupakan  salah  satu  penghasil  bambu  yang  cukup
besar  di  Jawa  Barat.  Berdasarkan  data  dari  Dinas  Kehutanan  dan  Perkebunan 
Sumedang,  hampir  semua Kecamatan  di Kabupaten  Sumedang memiliki  luas  talun
bambu  atau  kebon  awi  yang  tidak  kurang  dari  10  hektar  (DisHutBun  Sumedang,
2001).  Pada  penelitian  ini,  lokasi  pengambilan  sampel  hanya  dibatasi  pada  empat
kecamatan  yang  memiliki  luas  talun  bambu  terbesar,  dan  juga  memiliki
keanekaragaman bambu tertinggi. Adapun lokasi pengambilan sampel tersebut adalah
di Kecamatan Jatinangor, Sumedang Selatan, Jatigede dan Tomo.
Hampir  semua bagian bambu dapat dimanfaatkan.   Namun, walaupun manfaat
dan peranan bambu cukup banyak, penghargaan masyarakat terhadap sumberdaya ini
masih  kurang,  bahkan  berbagai  aspek  pengetahuan  tentang  bambu  banyak  yang
belum  tergali secara optimal dan sampai saat  ini pendapat  tentang  taksonomi bambu
pun  masih  berbeda-beda  (Rifai,  1994  dalam  Widjaja,  dkk,  1994).  Permasalahan
tersebut  di  atas  dapat  diatasi  dengan  dilakukannya  kajian  taksonomi  secara 
menyeluruh tentang bambu.
  Backer dan Bakhuizen (1968) telah menyusun kunci identifikasi bambu dalam
buku  Flora  of  Java.  Kunci  identifikasi  genus  yang  dibuat  Backer  dan  Bakhuizen
(1968)    hanya  berdasarkan  pada  karakter morfologi  bunga  dan  pelepah  buluh  saja.
Padahal  karakter morfologi  vegetatif  lainnya,  seperti  tipe  rimpang,  rebung,  buluh,
percabangan,  pelepah  buluh  dan  daun  dapat  dijadikan  dasar  dalam  membedakan
jenis-jenis  bambu    (Widjaja,  2001).  Selain  karakter   morfologi,  karakter  epidermis
buluh  juga  dapat  membedakan  jenis-jenis  bambu.  Penelitian  Tabrani,  dkk  (1989)
menunjukan  bahwa  karakter  epidermis  buluh  juga  dapat  membedakan  jenis-jenis
bambu dari marga Schyzostachyum.  Penelitian anatomi epidermis buluh bambu juga
telah  dilakukan  oleh  Alam,  et.  al  (1998)  untuk membedakan  jenis-jenis  bambu  di
Bangladesh. Oleh  karena  itu,  perlu  dilakukan  kajian  taksonomi  terhadap  jenis-jenis
bambu di Kabupaten Sumedang.
   4
Permasalahan yang menjadi batasan penelitian ini, yaitu :
1.  Jenis-jenis bambu apa saja yang tumbuh di Kabupaten Sumedang 
2.  Apakah karakter morfologi dan anatomi epidermis buluh bambu dapat dijadikan
dasar dalam membedakan jenis-jenis bambu
Maksud  penelitian  ini  adalah  mengetahui  keanekaragaman  jenis  bambu  di
Kabupaten  Sumedang.  Sedangkan  tujuannya  adalah  untuk mengidentifikasi  bambu
berdasarkan  karakter morfologi  tumbuhan maupun  anatomi  epidemis  buluh  dengan
menyusun pertelaan dan kunci identifikasi.

di  bagian  tumbuhan  yang  berhubungan  dengan  udara,  yaitu  pada  daun,  batang  dan
rhizome. 

Karakter Morfologi Bambu
  Secara  morfologi,  jenis-jenis  bambu  di  Kabupaten  Sumedang  menunjukan
keanekaragaman pada ciri-ciri :
a.  Rimpang, meliputi : tipe monopodial atau simpodial
b.  Rebung, meliputi  :  bentuk  rebung, warna  pelepah  rebung, warna  bulu  pada
pelepah, bentuk kuping pelepah rebung dan pinggiran daun pelepah rebung
c.  Buluh,  meliputi  :  tipe  buluh,  tinggi  buluh,  warna  buluh  (tua  dan  muda),
tekstur permukaan buluh (tua dan muda), panjang ruas buluh, diameter buluh,
ketebalan dinding buluh dan karakter buku
d.  Percabangan, meliputi  :  jarak  percabangan  dari  tanah,  jumlah  percabangan,
tipe cabang dan ujung percabangan
e.  Pelepah  buluh,  meliputi  :  luruh/tidaknya  pelepah  buluh,  panjang  pelepah
buluh,  permukaan  abaksial  dan  adaksial  pelepah,  warna  pelepah,  bentuk
kuping pelepah,  lipatan ujung kuping pelepah buluh, ada atau  tidaknya bulu
kejur pada kuping pelepah buluh, tinggi ligula, pinggiran ligula, ada tidaknya
ligula pada ligula, posisi daun pelepah buluh, tinggi daun pelepah dan pangkal
daun pelepah buluh.
f.  Daun, meliputi : ukuran daun, warna daun, tekstur permukaan atas dan bawah
daun, ada tidaknya bulu pada  pelepah daun, bentuk kuping pelepah daun, ada
tidaknya bulu kejur pada kuping pelepah daun, tinggi ligula, pinggiran ligula,
serta ada atau tidaknya bulu kejur pada ligula.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Mega's Blogg and Powered by Blogger.