BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Medium merupakan substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrient) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Dimana mikroba sama dengan organisme pada umumnya yaitu untuk kelangsungan
hidupnya membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi
dalam metabolisme, dan pergerakan. Yang mana nutrisi tersebut dapat diperoleh
dari medium. Umumnya media mengandung air, sumber energi, nitrogen, sulfur,
fosfat, oksigen, hidrogen serta unsure kelumit (trace mineral). Media ini dapat
pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleosida[1].
Medium pemeliharaan stock Drosophila
melanogaster yang mula-mula dipergunakan ialah campuran antara pisang ambon
dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6 : 1, medium tersebut dipakai selama
lebih dari 15 tahun. Pada tahun 1984 mulai digunakan beberapa medium yang
dicobakan untuk memelihara jenis-jenis Drosophilla
lainnya dan baru pada lima tahun terakhir digunakan resep yang baru. Hal ini
disebabkan oleh kualitas pisang dan tape yang tidak pernah seragam, sehingga
dianggap perlu untuk memperoleh medium yang lebih padat dan dapat diandalka.
resep baru yang dipakai merupakan modifikasi dari resep yang telah ada dan yang
disesuaikan untuk kondisi Indonesia[2].
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikiroorganisme dipengaruhi oleh
adanya nutrisi dan faktor lingkungan. Bahan nuttrisi yang tersdia dapat berupa
bahan alami dapat pula berupa bahan sintetis. Bahan nutrisi yang digunakan
mikrorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia secara langsung
atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian dipecah oleh
mikrorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik. Bahan
nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah padat (semi solid). Yang
kemudian disebut Media[3]
Makhluk
hidup di dunia beraneka rupa dan ragam sehingga cara penentuan sifat kelaminnya
pun berbeda. Lalat buah (Drosophilla sp) merupakan lalat yang suka
sekali mengerumuni buah yang masak, ini banyak digunakan dalam penelitian
genetika. oleh karena itu mudah didapat di alam, mudah dipelihara, dan tidak
memerlukan tempat yang luas cukup dalam botol saja, mempunyai siklus hidup
pendek.
Berdasarkan hal tersebut di atas sehingga
praktikum ini dilaksanakan sebagai salah alternatif untuk dapat mengetahui
secara langsung cara pembuatan medium pemeliharaan lalat buah yang berfungsi
sebagai wadah untuk dapat mengembangbiakkan lalat buah
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan medium
pemeliharaan lalat buah (Drosophila
melanogaster).
C.
Manfaat
Adapaun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu membuat medium
pemeliharaan lalat buah (Drosophila
melanogaster) dalam praktikum genetika selanjutnya.
[1]Tim
Dosen Mata Kuliah, Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Umum (Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam negeri
Alauddin Makassar : Makassar. 2009) h. 10.
[2]Tim
dosen Penuntun
Genetika (Makassar: UIN Fakultas
Sains, 2011), h. 1
[3]Zarzen, “Laporan Genetika: Siklus Hidup Drosophila melanogaster”, Blog
Zarzen, http://zarzen.wordpress.com/ di akses tanggal 02 Februari
2011.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Genetika (dari bahasa Yunani: genno yang berarti “melahirkan”)
merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai
aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun
suborganisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan,
genetika adalah ilmu tentang gen. Nama “genetika” diperkenalkan oleh William
Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya
pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906[1].
Drosophilla melanogaster adalah sejenis serangga bersayap yang masuk kedalam ordo DipteraI (bangsa lalat). Spesies ini
umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam istilah atau dalam pustaka-pustaka biologi
eksperimental dan merupakan yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika,
fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. Drosophilla
melanogaster populer karena sangat mudah berkembangbiak hanya memerlukan
waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya, mudah
pemeliharaannya, serta memiliki banyak variasi fenotif yang relatif mudah
diamati[2].
Menurut
Zarzen, adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya[3],
1.
Warna tubuh
kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
2.
Berukuran
kecil, antara 3-5 mm.
3.
Urat tepi sayap
(costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
4.
Sungut (arista)
umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
5.
Crossvein
posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
6.
Mata majemuk
berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7.
Terdapat mata
oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.
8.
Thorax
berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan
bergaris hitam Sayap panjang,
berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
Drosophilla melanogaster mempunyai proses anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros
dorsoventral (punggung-perut). Lalat buah determinan sitoplasmik yang mudah di
dalam telur memberi informasi sisional untuk penempatan kedua posisi ini bahkan
sebelum fertilisasi. Setelah sterilisasi, informasi dengan benar ada akhirnya
akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen. Drosophilla melanogaster
memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna itam
dibagian belakang. Betina memiliki ukuran panjang sekitar 2,5 m dan yang jantan
lebih kecil dibandingkan dengan betina. Bagian tubuh belakang jantan lebih
gelap.
Drosophilla melanogaster yang liar
memiliki mata yang berwarna merah. Ciri umum dari Drosophilla melanogaster anatara lain yaitu berukuran kecil, antara
3-5, urat tepi sayap (sesual vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptis
dekat dengan tubuhnya, sungut (Arista umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12
percabangan) Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung, mata berwarna
merah. Drosophilla melanogaster
merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk, dan
biasanya digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku
hewan[4].
Inti sel tubuh lalat buah
hanya memiliki 8 buah kromosom saja. Sehingga mudah sekali diamati dan dihitung. Delapan buah kromosom itu
dibedakan atas:
a.
6 buah kromosom (3 pasang) yang pada lalat betina jantan
bentuknya sama. Karena kromosom-kromosom disebut autosom (kromosom tubuh),
disingkat dengan huruf A.
b.
2 buah kromosom (1 pasang) disebut kromosom kelamin (seks
kromosom), sebab bentuknya ada yang berbeda pada lalat jantan dan betina.
c.
Pengamatan kromosom pada lalat buah Drosophilla melanogaster menunjukkan adanya perbedaan untuk
kromosom pada lalat buah jantan dan betina. Lalat buah memiliki empat pasang
kromosom, biasanya kromosom diberi nomor sesuai dengan pnjang kromosom.
Kromosom terpanjang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat
dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan
setiap dua minggu. Karakteristik ini menjadikan lalat buah organisme yang cocok
sekali untuk kajian-kajian genetik. Keuntungan lain dari lalat buah adalah
lalat ini hanya memiliki 4 pasang kromosom, yang dapat dengan mudah dibedakan
melalui mikroskop cahaya[5].
Ada beberapa keuntungan dari
Lalat buah (Drosophila melanogaster)
sehingga banyak dijadikan objek atau bahan percobaan genetik, di antaranya [6],
1.
Lalat
buah (Drosophila melanogaster) mudah
dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya
memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat. Biasanya Lalat buah (Drosophila melanogaster) dikembangbiakan
dalam botol medium, mediumnya dapat terdiri dari :
a.
Molase
b.
Agar Molase
c.
Agar Pisang
d.
Campuran antara Pisang dengan tape singkong dengan
perbandingan 6:1
Jenis medium yang paling banyak digunakan adalah medium yang terdiri dari
campuran antara pisang dengan tape singkong. Jenis medium ini juga biasanya
digunakan untuk pemeliharaan.
1. Pada
temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat
menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari.
2. Jumlahnya
di alam sangat berlimpah dan mudah didapati.
3. Lalat
buah (Drosophila melanogaster) dapat
menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar.
Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat
keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki
beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat
diamati dengan perbesaran yang lemah pula. Perkembangan dari siklus hidupnya
mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa
hinggá menjadi dewasa (imago)[7].
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster
diantaranya sebagai berikut:
a. Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam
kondisi ideal. Kondisi ideal
yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami
satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada
suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
b. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan
larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun
sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi
dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur
ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva
betina.
c. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi
dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah
yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup
beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi
ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat
hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu
padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah
kematian pada individu dewasa.
d. Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan
akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap[8].
Penelitian dari berbagai organisme menunjukkan bahwa
setiap jenis dibedakan oleh sejumlah kelompok gen berpautan. Kelompok ini
dinamakan sebagai kelompok pautan. Misalnya
pada sebuah kromosom terdapat gen A, B, C, dan D, maka gen-gen tersebut
termasuk ke dalam satu kelompok pautan. Lebih lanjut diketahui bahwa jumlah
kelompok pautan yang dimiliki pada suatu organisme sesuai dengan jumlah kromosom
haploid yang dimilikinya. Jadi pada Drosophila
melanogaster yang mempunyai 4 kromosom haploid, mempunyai 4 kelompok
pautan. Jagung yang memiliki 10 pasang kromosom memiliki 10 kelompok pautan[9].
[1]Khalifah Mustamin, Buku Daras Genetika (Makassar: Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2009), h. 8.
[3]Zarzen, “Laporan Genetika: Siklus Hidup Drosophila melanogaster”, Blog
Zarzen, http://zarzen.wordpress.com/ di akses tanggal 02 Februari 2011
[4]Ibid
[5]Suryo,
Genetika Strata 1, (Yogyakarta: Ubiversitas Gadjah Mada, 1997), h.164.
[6]Marnala”,
Siklus Hidup Lalat Buah, http://www.marnala.co.cc/2009/07/Teknik
Dasar Genetika.html (02 Februari 2010).
[7]Ibid
[8]Michael
Ashburner, Drosophila genomics, http:www.gen.com.ac.uk/research/ashburner, (02
Februari 2011).
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat dan bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol kultur, tutup
gabus, kuas kecil, gunting, pisau atau catter, blender, Neraca Analitik, kompor
gas, dan pengaduk.
2. Bahan
Adapun bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah lalat buah (Drosophila
melanogaster), pisang raja 600 gram, Agar-agar 7 gram, gula merah 150 gram, aquadest, Tissue dan kertas HVS.
B.
Cara kerja
1. Menimbang
bahan untuk medium ( pisang raja dan
gula merah), pisang raja 600 gram, dan
gula merah 150 gram.
2. Mencampur
gula merah dengan aquadest dan dimasak hingga mendidih.
3. Sementara
itu pisang yang ranum diblender hingga lumat betul.
4. Mencampur
pisang yang sudah diblender ke dalam air, agar-agar dan gula yang sedang
mendidih dan mengaduk sampai rata di atas api yang kecil dan mendiamkannya
sekitar 15 menit, sehingga pisang ikut menjadi matang.
5. Membiarkan
adonan mendidih sekitar 15 menit.
6. Melarutkan
ragi roti tersebut dalam air dan mencampurkan pola ke dalam adonan yang suhunya
sudah mulai menurun sekitar 40°C.
7. Menuangkan
dengan segar sekitar 40 ml/40 gr adonan yang masih panas dalam botol biakan
yang sudah steril terlebih dahulu.
8. Memasukkan
kertas saring untuk menyerap kelebihan cairan dalam botol medium.
9. Menyiapkan
botol untuk dipergunakan apabila medium sudah dingin.
C.
Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum
kali ini adalah :
Hari /
tanggal :
Selasa/01 Februari 2010
Pukul :
13.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Biologi Dasar Lantai I
Fakultas Sains
dan Teknologi
Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar,
Samata-Gowa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Teknik-pembiakan-massal-hama-lalat-buah”.
http://atoms4planthealth. blogspot.com (Wikipedia), diakses tanggal 02 Februari
2011.
Marnala”, Siklus Hidup Lalat
Buah, http://www.marnala.co.cc/2009/07/Teknik
Dasar Genetika.html (02 Februari 2010).
Michael Ashburner, “Drosophila
genomics”. http: www.gen.com.ac.uk/research/ ashburner, (02 Februari 2011).
Mustamin, Khalifah. Buku Daras Genetika Makassar: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2009.
Prwoto dan wiryosoewarto, Genetika dan Evolusi, Cet I Jakarta:
Depdikbud, 1994
Suryo, Genetika Strata 1. Yogyakarta: Ubiversitas Gadjah Mada, 1997.
Tim dosen, Penuntun
Genetika. Makassar: UIN Fakultas
Sains, 2011.
Zarzen, “Laporan Genetika: Siklus Hidup Drosophila
melanogaster”, Blog Zarzen, http://zarzen.wordpress.com/ di akses tanggal
02 Februari 2011.
1 komentar:
Kami sejak tahun 1998, di Bogor memulai penelitian buah mengkudu,namun kami diganggu oleh banyak lalat buah famili Drosophilidae.Mereka datang puluhan bahkan ratusan hinggap disekitar tabung fermentasi.Pada malam hari mereka pergi dan siang hari mereka datang ingin masuk kedalam tabung untuk mengambil nutrisi yang ada di buah mengkudu masak. Kadang karyawan lupa menutup tabung dan masuklah mereka kedalam tabung. Tampaknya remetuk betinanya menyempatkan bertelur, dan tiba-tiba terlihat banyak sekali larvanya di tabung yang lupa ditutup itu. Karena larva-larva itu cepat besar puluhan kali dari ukuran lalatnya, saya tertarik untuk mengembang biak-kan-nya. Ya larva-larva itu dapat menjadi makanan cicak, ikan, dan juga ayam. Belakangan saya mencampurkan protein larva ini kedalam sari buah, dan ternyata, menambah khasiatnya. Penelitian ini akan kami publikasikan, namun perlu rekan yang sehati dan sepikir. Siapah mau menjadi rekan penelitian? Hubungi kami melalui jalur LINKEDIN. Terima kasih.
Posting Komentar