Selasa, 27 Desember 2011

Laporan Praktikum Struktur Hewan Sistem Rangka


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu.
Pada vertebrata, skeleton tersusun oleh kartilago, tulang dan kombinasi keduanya. Skeleton mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai penyokong fisik, protektif, tempat perlekatan otot dan alat gerak pasif. Hewan vertebrata ada yang mempunyai rangka luar ( eksoskeleton) dan rangka dalam (endoskeleton). Rangka luar berupa sisik, terdapat pada Pisces dan Reptil, sedangkan rangka dalam berupa tulang terdapat pada semua vertebrata.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam percobaan ini adalah bagaimana mengetahui dan memahami struktur anatomi dan histologi tulang dan rawan dari mamalia (vertebrate).
1.3 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami struktur anatomi dan histologi tulang dan rawan dari mamalia (vertebrate)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Rangka (Skeleton)
Skeleton termasuk tulang, rawan, gigi dan sendi. Rangka struktur yang keras biasanya terdiri dari tulang dan rawan. Struktur ini menyokong dan melindungi tisu-tisu yang lembut. Tulang dibentuk terutamanya melalui “intramembranous ossification” yang mana tulang leper terbentuk, atau melalui “endochondra formation” seperti pembentukan tulang panjang. Tulang terdiri daripada sel-sel dalam matrik interselular dipanggil osteoid. Tulang terdiri daripada 1/3 bahan organik dan 2/3 bahan tak organik (http://vet.upm.edu.my/vpm2010/Kuliah5&6.pdf).
Skeleton sebagian besar terdiei atas tulang keras dan tulang rawan pada pernukaan aembungan-sambungan dan pada bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat tulang membran dan kadang-kadang terdapat tendon yang berisi sel-sel tulang yang terkena; sebagai assmoidus. Sebagai contoh yang terkenal adalah
patelia (tulang tempurung lutut) dan tulang mata kaki (kemin) (Jasin, 1984).
Tulang tempurung kepala cukup keras dan merupakan suatu kotak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada bagian sutura. Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsul dan sepasang orbita, sebagai tempat biji mata dan di sebelah ventral terdapat plat dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Di sebelah luae orbita terdapat archus zygomaticus (Jasin, 1984).
Skeleton tersusun atas :
Eksoskeleton: Skeleton luar badan yang berasal dari ektoderm.
Endoskeleton: Skeleton dalam badan yang ditutupi oleh tisu lembut (otot).
Tulang-tulang Vertebrata membentuk rangka dalam (ENDOSKELETON) berfungsi :
à Memberi bentuk tubuh.
à Menahan dan menegakkan tubuh.
à Melindungi dan menegakkan tubuh.
à Sebagai tempat melekatnya otot rangka.
à Sebagai alat gerak pasif.
à Tempat pembentukan sel-sel darah (HEMOPOIESIS).
Skeleton ini berasal dari mesoderm kecuali notokord atau skeleton aksial primitif yang berasal dari endoderm. Bagian-bagian utama badan: kepala; leher; badan; ekor; kaki.
Tulang rangka mempunyai dua fungsi utama:
a. menyokong badan (membenarkan pergerakan normal hanya pada kawasan
tertentu sahaja ie. sendi, terutamanya sendi sinovium)
b. melindungi struktur-struktur dalaman badan, cth. otak dilindungi oleh tengkorak,
jantung dan paru-paru dilindungi oleh tulang rusuk.
Dan 2 fungsi lainnya :
a. menghasilkan sel darah merah dalam sum-sum tulang dan menyimpan bahan
mineral kalsium dan fosforus. Bertindak sebagai organ hemopoietik.
b. pelekatan otot untuk pergerakkan.
Sistem skeleton dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Skeleton aksial
Skeleton yang terletak di bahagian median badan. Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari tengkorak (skull), tulang rusuk (rib), tulang vertebra dan tulang sternum. Tulang-tulang skeleton ini tidak berpasangan kecuali tulang rusuk (tulang-tulang tengkorak ada yang berpasangan dan ada yang tidak).
a. Cranium
àNEUROCRANIUM (tengkorak pelindung otak)
Menghasilkan 5 kelompok tulang yaitu :
1. Orbithoshenethmoid
2. Spenoid posterior
3. Occipital
4. Nasal
5. Tulang-tulang Kapsula Optik
àSPHLANCHNOCRANIUM (tengkorak pembentuk wajah)
Tersusun atas suatu rangkaian archi yang mengelilingi bagian anterior tructus digestifus
àDERMATOCRANIUM
Dermatocranium adalah tulang-tulang dermal yang melindungi neurocranium dan juga komponen yang berperan dalam pelekatan gigi. Elemen-elemen daro tulang dermal dibentuk langsung dari mesenkim atau jaringan ikat, dan tidak pernah dilalui oleh tulang rawan. Beberapa tulang dermal berdasarkan lokasinya :
1. tulang dermal daerah neurocranium
2. tulang dermal sekeliling orbital
3. tulang dermal rahang atas
4. tulang-tulang palatal
5. tulang-tulang dermal rahang bawah (Nuryati, 2004)
b. Columna Vertebralis
Columna Spinalis (vertebralis) merupakan bagian dari skeleton axial yang melindungi corda spinalis. Pada kebanyakan cordata, tersusun oleh struktur skeletal bersegman yaitu vertebrae dan merupakan kesatuan antara spinalis dan columna. Perluasan dasar tulang-tulang tengkorak ke arah posterior sampai ke arah ekor. Columna vertebralis mempunyai (memberikan bentuk) yang keras atau kaku pada tubuh, selanjutnya sebagai tempat pelekatan secara langsung maupun tidak langsung pada otot (Nurhayati, 2004).
c. Sternum (Apparatus sternal)
Berbentuk seperti pisau belati. Terdiri dari tiga bagian, yaitu hulu (Manubrum), badan (Sternum)dan taju pedang (Prosessus Xiphoid). Manubrium bersambungan dengan klavikula dan tulang rusuk pertama. Bagian badan merupakan tempat melekatnya 9 tulang rusuk berikutnya (Junguira, 1980).
d. costae
Tulang rusuk sejati (costae verae) ada 7 pasang dan melekat langsung pada tulang dada. Tulang rusuk palsu (costae spurea) ada 5 pasang, yaitu 3 pasang tulang rusuk yang melekat pada tulang rusuk diatasnya dan 2 pasang rusuk melayang (costae fluctantes) (Junguira, 1980).
2. Skeleton apendikular
Skeleton yang bersambung dengan skeleton aksial (melalui dua struktur tulang i.e: tulang bahu dan tulang pelvik). Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari tulang-tulang apendej atau tulang-tulang kaki.
3. Skeleton splanknik /visera
Terdiri dari tulang yang terbina dari tisu visera atau organ lembut. Contoh: Os penis anjing, Os cordis lembu (tulang dalam jantung) dan gelang skelera dalam mata burung (http://vet.upm.edu.my/vpm2010/Kuliah5&6.pdf).
2.2 Rangka (Skeleton) pada Mamalia (Vertebrata)
2.3.3 Costae (rusuk)
Dalam anatomi, tulang rusuk atau iga (Latin: costae adalah tulang panjang yang melengkung dan membentuk rongga rusuk.) Tulang rusuk melindungi dada (Latin: thorax), paru-paru, jantung, hati, dan organ dalam lainnya di rongga dada. Manusia (baik pria dan wanita) memiliki 24 tulang rusuk (12 pasang). Pada mamalia, tulang rusuk terdapat hanya di bagian dada. Namun pada reptil, tulang rusuk terkadang terdapat dari bagian leher hingga sacrum.
2.5 Sel-sel yang Terdapat pada Jaringan Tulang
2.5.1 Sel-sel Osteoblast
Sel-sel Osteoblast
Merupakan sel-sel yang bertanggung jawab terhadap sekresi bahan-bahan pembentuk matriks tulang. Sel-sel ini pada tulang terdapat pada dua tempat, yaitu :
a. Sepanjang dan melapisi permukaan luar tulang
b. Melapisi sebagian besar ruangan-ruangan dalam dari pada tulang (Kristiani, 2007).
2.5.2 Sel-sel Osteosit
Sel-sel Osteosit Merupakan sel-sela yang berasal dari osteoblast. Ketika osteoblast membentuk matriks tulang, beberapa dari sel-sel ini terkepung di dalam ruangan-ruangan kecil dalam matriks tersebut yang disebut sebagai lacuna dan sel-sel ini menjadi osteosit, yang tidak lagi membentuk tulang baru, tetapi masih mempunyai peranan penting dalam mempertahankan metabolisme tulang secara normal (Kristiani, 2007).
2.5.3 Osteoclast
Osteoclast Merupakan sel-sel raksasa dengan inti banyak. Dalam keadaan normal melapisi ± 3% permukaan dalam dari pada ruangan-ruangan dalam tulang. Sel ini bertanggung jawab dalam membuang tulan-tulang tua dan melakukan absorpsi bila diperlukan ion Ca ekstra dalam cairan ekstraseluler. Sel ini juga distimulir oleh salah satu hormon endokrin yaitu hormon parathiroid (Kristiani, 2007).
2.6 Bahan Antar Sel (Matriks) Tulang
2.6.1 Komponen Anorganik
Bahan anorganik jaringan tulang ini manyusun ± 65% dari keseluruhan bahan antar sel dan disebut sebagai bone salt (garan tulang). Pada tulang yang masih mengalami proses pertumbuhan lebih-lebih pada embrio persentase tersebut bisa lebih rendah. Komponen anorganik ini sebagian besar terdiri atas garam-garam kalsium dan fosfat, disamping magnesium, natrium, sitrat dan karbonat. Komponen ini terdeposit didalam bahan dasar matriks tulang (diantara serabut-serabut kolagen) (Kristiani, 2007).
2.6.2 Komponen Organik (Ossein)
Komponen ini menyusun ± 35% dari keseluruhan bahan antar sel. Terutama terdiri dari serabut-serabut kolagen serupa drngan serabut-serabut kolagen pada jaringan ikan yang lain disebut sebagai bone collagen (kolagen tulang) atau serabut-serabut Osteocollagen. Komponen organik ini menentukan kelenturan tulang. Bilaman tulang dibakar, bahan-bahan organik didalamnya akan hilang dan tinggal tulang yang rapuh dan mudah sekali patah. Contoh ini bisa dilihat pada korban yang mati terbakar (hangus) (Kristiani, 2007).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Peralatan yang diperlukan dalam percobaan ini antara lain mikroskop.
3.1.2 Bahan
Bahan- bahan yang diperlukan dalam percobaan kali ini antara lain rangka kambing dan preparat tulang.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Untuk preparat rangka sapi
3.2.2 Untuk preparat tulang
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tulang Penyusun Tubuh
Keterangan gambar :
  1. Cranium (tengkorak) 14. Carpal
  2. T.Nasal (hidung) 15. Metacarpal (Telapak tangan)
  3. Maxilla (rahang atas) 18. Illium (T.Usus)
  4. Mandibula (rahang bawah) 19. Sacrum (T.Kemudi)
  5. Clavicula (T.Selangka) 20. Ischium (T.Duduk)
  6. Scapula (T.Belikat) 21. Vemur (T.Paha)
  7. Humerus (lengan) 21. Patella (T.Lutut)
  8. Sternum (T.Dada) 22. Tibia (T.Kering)
  9. Costae (T.Rusuk) 23. Fibula (T.Betis)
  10. Columna Vetebralis (T.Belakang) 24. Tarsal
  11. Radius (T.Pengumpil) 25. Metatarsal
  12. Ulna (T.Hasta) 26. Phalanges (T.jari)
  13. Phalanges (T.Jari)
Deskripsi:
Skeleton adalah rangka tubuh hewan. Pada vertebrata, skeleton tersusun oleh kartilago, tulang dan kombinasi keduanya. Skeleton mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai penyokong fisik, protektif, tempat perlekatan otot dan alat gerak pasif (Nurhayati, 2004).
Fungsi dari sistem rangka adalah untuk menunjang tubuh, memberi bentuk tubuh, tempat melekatnya otot rangka, pelindung bagian tubuh yang lunak. Kerangka dapat dibagi dalam kerangka somatik dan kerangka viseral. Kerangka somatik terdiri dari tulang dermal dan tulang pengganti tulang rawan, tetapi pada kerangka viseral hanya terdapat tulang pengganti tulang rawan. Kerangka somatik dapat dibagi menjadi kerangka aksial (tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada) dan appendikular (gelang bahu, rangka anggota depan, gelang pinggul, rangka anggota belakang) (Villee dkk, 1984).
Susunan kerangka terdiri atas berbagai macam tulang yang berjumlah kurang lebih 206 buah dan saling berhubungan. Tulang-tulang penyusun tersebut antara lain:
  1. tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8 buah)
  2. tulang muka atau wajah (14 buah)
  3. tulang telinga dalam (6 buah)
  4. tulang lidah (1 buah)
  5. tulang yang membentuk anggota dada (125 buah)
  6. tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah)
  7. tulang-tulang yang membentuk anggota gerak atas atau lengan (64 buah)
  8. tulang-tulang yang membentuk anggota gerak bawah atau kaki (62 buah)
4.2 Cranium (Tulang Tengkorak)
4.2.1 Cranium tampak dari depan dan samping
Keterangan Gambar:
Kranium tampak dari depan Kranium tampak dari samping:
  1. tulang parietal 12. sutura koranalis
  2. sutura sagitalis 13. tulang temporal
  3. tulang frontal 14. tulang sfenoid
  4. orbital 15. edmoid
  5. foramen optic 16. prosesus kronoideus
  6. legkung zigomatik 17. meatus akustikus eksterna
  7. tulang zigomatik 18. prosesus kundiloideus
  8. nasal 19. sutura lamdoidalis
  9. maksila 20. sutura skuamoideus
  10. ramus 21. tulang oksipital
  11. mandibula
Deskripsi:
Tengkorak merupakan salah satu endoskelet yang terdapat di daerah kepala.tengkorak, tersusun oleh bagian-bagian tulang yang bermacam-macam menjadi satu kesatuan yang kompleks. Pada kranium terdapat neurokranium, splanchnokranium, dan dermokranium. Neurokranium adalah bagian kranium yang merupakan kotak tempat otak disimpan. Splanchnokranium adalah skelet atau tulang yang mengelilingi mulut, pharink, dan insang. Dermatokranium adalah tulang-tulang dermal yang melindungi neurokranium dan juga komponen yang berperan dalm pelekatan gigi (Nurhayati, 2004).
4.2.2 Cranium tampak atas dan bawah
Keterangan Gambar :
Kranium Tampak Atas : Kranium Tampak dari Bawah :
1. tulang frontal 8. tulang platinum
2. tulang parietal 9. koane
3. sutura karonalis 10. tulang zigomatik
4. sutura sagitalis 11. tulang eksooksipital
5. sutura lamdoidalis 12. foramen magnum
6. tulang oksipital 13. kondilus oksipitalis
7. lengkung zigomatik 14. basi oksipital
Deskripsi:
Kranium bila dilihat dari atas dan bawah akan tampak seperti gambar di atas. Pada penampakan atas tampak batas-batas yang memisahkan bagian depan, belakang, samping kanan, dan samping kiri yang disebut sutura. Sutura tidak bisa bergerak. Oksipital meliputi eksooksipital dan basioksipital. Basioksipital membatasi bagian ventral foramen magnum serta kondulis oksipital merupakan penonjolan dari tulang oksipital untuk persendian dengan atlas yang memungkinkan pergerakan pada leher (Thiobodeau, 1987).
4.4 Sacralis
Keterangan Ganbar :
1. fasia artikularis superior
2. promontori
3. kanalis sakralis
4. krista lateral
5. foramina sakral dorsal
6. krista mediana (spina)
7. hiatus
8. tuberositas
Deskripsi:
Sakralis berhubungan dengan tulang-tulang vertebrae. Sakralis juga terdiri atas 5 ruas. Ruas-ruasnya menyatu sehingga menyerupai sebuah tulang.pada bagian depan atau belakang akan tampak lubang-lubang kecil yang disebut foramen sakralis yang merupakan tempat lalunya pembuluh darah, saraf, dan ligamentum. Selain foramen terdapat pula suatu prosessus yang merupakan suatu tonjolan atau taju. Prosessus berfungsi untuk persendian dengan vertebrae tetangganya dan sebagai tempat perlekatan urat atau tendon (Yatim, 1994).
4.5 Tulang Dada (Sternum)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_rusuk)
Keterangan Gambar :
1. manubrum
2. badan sternum
3. prosessus sifoldeus
Deskripsi:
Tulang dada merupakan tonggak dinding depan dari thorax (rongga dada). Tulang dada atau sternum merupakan tempat melekatnya tulang rusuk (costae) bagian depan. Sternum atau tulang dada berbentuk gepeng dan sedikit melebar. Tulang dada terdiri atas tiga bagian yaitu:
  1. manubrum yang merupakan bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang selangka (klavikula) dan tulang iga.
  2. badan sternum merupakan bagian terbesar dari tulang dada yang membentuk persendian dengan tulang rusuk. Badan sternum membentuk rongga dada yang merypakan ruang jantung dan paru-paru
  3. prosessus sifoideus merupaka bagian ujung dari tulang dada yang merupakan tulang rawan saat masih bayi (Junguira, 1980).
4.6 Tulang Kemaluan (Pubis)


Keterangan Gambar :
  1. Kanalis Sakralis. 6. Crista Media.
  2. Prosessus Artikularis Superior.
  3. Prosessus Transversus.
  4. Sentrum Vertebrae.
5. Foramen Sakralis Anterior
4.7 Tulang Panggul (Pelvic)
Keterangan Gambar :
1. Centrum.
2. Prosessus Tranversus.
3. Arcus Revialis.
4. Fopia Dentis.
Deskripsi:
Gelang pelvic, padanya melekat ekstremitas belakang juga dapat berupa rawan atau tulang. Biasanya lebih besar dan kukuh terutama pada hewan bipedal. Pelvic berhubungan dengan columna vertebralis melalui vertebrae sacral dan dianggap berasal dari sepasang pterygophore basal (Hymen). Pterygophore adalah metameric primitif yang banyak dalam sirip sepanjang metameric myotonic. Masing-masing pterygophore terdiri dari beberapa potongan kecil, yaitu basale dan radiale (Nurhayati,2004).
4.9 Tulang Rahang Bawah (Mandibula)
Keterangan Gambar :
  1. Prosessus Condyledeus. 3. Mandibula.
2. Prosesus Coronoideus. 4. Gigi
Deskripsi:
Tulang-tulang dermal dari rahang bawah dibangun oleh tulang-tulang dentale, splenial, postspenial, angular, suprangular. Dalam perjalanan evolusi akan mereduksi, sehingga pada memelia tinggal satu tulang yaitu tulang dentale (Nurhayati,2004).
4.10 Tulang Rusuk (Costae)


Keterangan Gambar :
  1. Kepala. 5. Facet for vertebral body.
  2. Leher. 6. For costal cartilage.
  3. Tuberkullum. 7. Coastal groove.
  4. Facet for transverse process.
Deskripsi:
Tulang iga biasa disebut tulang rusuk atau costae yang berjumlah 12 pasang. Costae kiri dan kanan bagian depan berhubungan dengan tulang dada melalui perantaraan tulang rawan. Bagian belakang berhbungan dengan ruas-ruas vertebrae thoracalis yang memungkinkan tulang rusuk dapat bergerak kembang kempis menurut irama pernafasan. Tulang rusuk dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
  1. tulang rusuk sejati (costae vera) banyaknya 7 pasang, berhubungan langsung dengan tulang dada melaliu perantaraan persendian
  2. tulang rusuk tak sejati (costae spuria) banyknya 3 pasang, berhubungan dengan tulang dada melalui perantaraan tulang rawan dari tulang rusuk sejati ke 7.
  3. tulang rusuk melayang banyaknya 2 pasang, tidak berhubungan dengan tulang dada
(Yatim, 1994)
4.11 Osifikasi



Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan yang berkembang menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan disisipi dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium dan menyimpannya pada jaringan tersebut.
Jenis osifikasi :
1. Osifikasi endokondral: pembentukan tulang dari tulang rawan
2. Osifikasi intramembranosus: pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang
pipih pada tengkorak
3.Osifikasi heterotopik: pembentukan tulang di luar jaringan lunak (http://id.wikipedia.org/wiki/Osifikasi)
Paratiroid hormon dalam tubuh rendah, maka ion Ca dalam tulang tinggi. Hal ini menyebabkan osteo progenitor merangsang untuk mengubah fibroblast menjadi osteoblast. Osteoblast mengikat Ca2+ dan PO42+ dan menyusun hidroksiapatit yang berfungsi membentuk matriks kolagen dan membentuk zona alkali yang mempermudah pembentukan osteosit. Osifikasi terjadi dalam serangkaian perubahan tulang rawan, perubahan tersebut melalui zona istirahat, pertunbuhan, hipertrofisel dan pembesaran ukuran, klasifikasi, pembagian tulang rawan dan pembentukan tulang (Bevelander,1988).
a. ) Penulangan Endrokondral
Mineralisasi pertama terjadi pada bagian pusat batang tulang, kemudian sel tulang rawan mengalami profeksi subur dan hipertrofi yang mengakibatkan peningkatan jumlah dan ukuran lakuna. Disaat yang sama, sel perikondrius memperoleh fungsi ostergenik sehingga tulang menempel rapat pada tulang rawan di bawahnya dan membantu dalam menunjang tulang. Periostom makin tebal dan panjang serta menembus tulang dan matriks sehingga membentuk rongga. Sel-sel osteogenik melahirkan osteoblast dan menyebabkan pengendapan matriks tulang yang berturut-turut. Jadi termineralisasi membentuk rongga sumsum tulang primer, pembentukan tulang endokondrial tiap spikula diendapkan disekeliling pemekaran matriks tulang rawan yang telah mengapur (Bevelander,1988).
b. ) Penulangan Inframembran
Daerah dimana terjadi proses pembentukan tulang inframembran ditentukan letaknya dekat dengan pembuluh darah,ditempat dimana tulangnya akan berkembang, sel-sel mesenkim mendeferensiasi diri untuk membentuk sel-sel osteoprogenitor dan osteoblast. Pemolaran pembentukan tulang terdiri atas produksi bahan dasar yang jumlahnya meningkat antara sel-sel dan sel inang itu terjebak di dalamnya. Bersama dengan itu, sel membesar, mendapatkan bentuk sisi banyak dan tahap ini dikenal dengan osteoblast. Ini terkait dalam pembentukan tulang dalam masa pertumbuhan. Jika telah tercapai keadaan tertentu dalam pembentukan sel dan matriks jaringan mengalami klasifikasi, yaitu mineral diendapkan dalam matriks berbentuk hidroksi aporit (CH3[PO4]2)3Ca(OH)2. Jadi tulang dibentuk melalui matriks dan mineralisasi. Sel-sel osteoprogenitor membelah mitosis menghasilkan osteoblast dan menyusun permukaan tulang, membentuk pagar rintangan. Jaringan penyambung dan pembuluh darah. Adanya kegiatan osteoblast membuat tulang makin menebal dan menambah lapisan matriks (Bevelander,1988).
4.12 Pembagian Tulang Berdasarkan Jenisnya
Berdasarkan jenisnya, ada dua macam tulang, yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon):
1. Tulang Rawan
Tulang rawan merupakan rangka penyangga tahapan embrio manusia. Namun setelah dewasa, sebagian besar tulang rawan diganti dengan tulang keras. Pada manusia dewasa, tulang rawan hanya terdapat pada bagian yang memerlukan elastisitas seperti daun kuping, cuping hidung, dan cincin trakea. Tulang rawan terdiri atas anyaman serat dimana terdapat sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang membuat matriks kondrin.
Ada tiga jenis tulang rawan yaitu sbb:
a. Tulang Rawan Hialin
Tulang rawan hialin merupakan bentuk tulang rawan terbanyak. Tulang rawan hialin mempunyai matriks yang homogen dan besifat halus serta transparan. Terdapat pada cincin batang tenggorokan (trakea), cuping hidung, persendian, dan antara tulang rusuk, dan tulang dada.
b. Tulang Rawan Elastis
Tulang rawan elastis bersifat lentur, matriksnya mengandung serat elastis bercabang-cabang, dan terdapat pada epiglottis dan bagian luar telinga.
c. Tulang Rawan Fibrosa
Tulang rawan fibrosa bersifat kurang lentur, matriksnya mengandung serat kolagen yang tidak lentur, dan terdapat pada antarruas tulang belakang.
2. ) Tulang Keras
Rangka yang menyokong sebagian besar manusia dewasa terbuat dari tulang keras. Bagian luar tulang keras dilapisi oleh periosteum yang merupakan tempat melekatnya otot. Sel tulang keras disebut osteosit. Sel-sel tulang keras membentuk lingkaran konsentris berlapis-lapis. Berdasarkan sifat matriksnya, tulang keras dibedakan sebagai berikut.
a. Tulang Kompak
Merupakan tulang dengan matriks yang bersifat padat dan rapat, misalnya lapisan luar tulang pipa.
b. Tulang Spons
Tulang spons memiliki matriks berongga, misalnya tulang pipih dan tulang pendek Erlyna,2008).
4.13 Pembagian Tulang Berdasarkan Bentuknya
Pembagian tulang menurut bentuknya dibedakan menjadi:
1. ) Tulang pipa (tulang panjang)
Tulang pipa mempunyai bagian-bagian:
- Epiphyse : Berupa bonggol, tulang bunga karang yang dilapisi tulang kompak tipis.
- Diaphyse : Bagian tengah tulang, dibangun oleh tulang kompak yang dilapisi periosteum.
- Rawan Epiphyseal : Diantara epiphyse dan diaphyse, berupa keping rawan, hanya terdapat
pada tulang yang masih dapat tumbuh.
2. ) Tulang-tulang pendek (irreguler)
Bagian dalam dibangun oleh tulang bunga karang dan bagian luar terdiri dari tulang kompak yang tipis.
Contohnya pada tulang-tulang karpalia, tarsalia, phalanges dan lain-lain.
3. ) Tulang-tulang pipih
Komposisinya seperti tulang pendek, bagian tengah berupa tulang bunga karang yang dilapisi tulang kompak hanya bentuknya pipih.
Contohnya pada tulang rusuk dan tulang tengkorak (Nurhayati,2004).
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum sistem rangka ini ialah bahwa sistem rangka secara anatomi pada vertebrata dibagi menjadi 2 yaitu skeleton axial yang terdiri dari cranium, columna vertebra, costae dan sternum. Pembagian rangka yang kedua adalah rangka appendiculare yang terdiri dari anggota tubuh bagian depan, anggota tubuh bagian belakang, anggota tubuh bagian atas, anggota tubuh bagian bawah. Kemudian. Secara histolginya tulang dibedakan menjadi tulang rawan yang terdiri dari rawan hialin, rawan elastis dan rawan fibrosa kedua yaitu tulang keras yang terdiri dari tulang kompak dan tulang spo
ns.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Mega's Blogg and Powered by Blogger.