Senin, 26 Desember 2011

LAPORAN\LAPORAN MIKROBIOLOGI (Analisa Kuantitatif Mikroorganisme)



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Jumlah mikroorganisme yang berada dalam suatu sampel atau bahan sangat bervariasi, tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya. Pada individu multiseluler, bila sel-selnya membelah, maka individunya bertambah banyak, pada mikroorganisme uniseluler pembelahannya bakteri multiplikasi. Bakteri bermultiplikasi secara seksual dengan cara pembelahan menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya[1].
Jumlah mikroorganisme dalam suatu sampel dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode yaitu analisa secara langsung yaitu dalam hal ini digunakan ruang hitung (counting chamber). Alat ini biasa digunakan adalah hoemoeitometer, keuntungannya menggunakan alat ini adalah pemeriksaan secara cepat dan tidak menggunakan banyak peralatan, namun kelemahannya tidak dapat dibedakan sel hidup dan sel mati. Sedangkan analisa secara langsung terdiri atas beberapa cara yaitu metode cawan tuang dan metode cawan permukaan[2].
Berdasarkan teori tersebut maka perlu untuk dilakukan percobaan ini untuk dapat mengetahui secara langsung percobaan yang akan dilakukan.  
B.  Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan memahami jumlah atau kualitas suatu mikroba dalam suatu sampel.


[1]Alimuddin Ali. Mikrobiologi Dasar (Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM, 2005), h. 73.   

[2]Koes Irianto. Mikrobiologi (Bandung : Yrama Widya, 2006), h. 137.
                                                                                                                                                       

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya konsentrasi sel-sel. Begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan yang mengandung sejumlah bakteri (kira-kira lebih dari 104/ml) biasanya diencerkan dari 1:105 atau lebih tergantung pada bahan pemeriksaan atau metode hitung, sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan memudahkan perhitungan. Perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung[1].
            Perhitungan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1.    Penentuan volume total
Cara ini adalah semacam modifikasi penentuan hematokrit pada pengukuran volume total butir-butir darah, misalnya 10 ml biakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi khusus (tabung hopklins) yang bagian bawahnya berupa silinder dan bergaris ukuran.
2.    Metode turbidometri
Teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur keker han suspensi atas dasar penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan, sehingga yang mengandung lebih dari 107 - 108 sel/ml, tampak lebih keruh oleh mata telanjang. Suatu volume biakan yang telah ditakar ditempatkan dalam tabung khusus yang jernih dengan diameter tertentu[2].
Perhitungan langsung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.    Perhitungan sel langsung
Cara ini menggunakan bilik hitung (hemoci tometer) yang menghasilkan hitungan total, karena semua sel terhitung, baik sel yang hidup maupun sel yang mati. Karena bakteri itu kecil, maka perhitungan yang dilakukan secara statistik dapat diterima, namun harus dibuat suspensi sekurang-kurangnya 107 / ml.
2.    Menghitung dengan alat penghitung elektronik
Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa detik. Penggunaan alat ini banyak didasarkan atas kerja dengan lobang pengintai elektronik (dapat disamakan dengan mata elektronik) kerjanya tergantung pada interupsi dari berkas cahaya elektronik yang melintasi suatu ruang antara dua ruang elektron yang berdekatan letaknya. Tiap partikel yang karena perbedaan kkonduktivitas sel dan cairan. Interupsi ini dicetak oleh suatu alat secara elektris.
3.    Menghitung dengan filter membran
Contoh cairan yang disaring dan ditakar dengan filter steril yang terbuat dari membran berpori. Bakteri yang tertahan oleh filter itu kemudian dihitung langsung. Dalam hal ini banyak bakteri dalam cairan tersebut tidak boleh terlalu banyak dan tersebar rata[3].  
Ada dua Metode plate count yang sering digunakan, yaitu metode sebaran dan metode tuang. Asumsi digunakannya metode ini adalah bahwa setiap satu sel mikroba dapat tumbuh dan akhirnya membentuk satu koloni yang dapat dilihat dengan kasat mata. Pada metode sebaran, volume yang dibutuhkan adalah 0.1 ml agar sampel tersebut sapat tersebar, terendam, dan teresap. Karena jika lebih, maka sampel akan mengendap dan mengumpul sehingga menyulitkan dalam perhitungan[4].
Salah satu metode cepat yang digunakan untuk menghitung massal sel adalah melalui perhitungan kekeruhan (turbidity). Kekeruhan dapat diukur dengan menggunakan fotometer atau spertofotometer. Pengukuran kekeruhan ini didasarkan atas pertikel-pertikel kecil yang menyebarkan cahaya lengsung secara propisional (sampai batas-batas tertentu) dengan konsentrtasinya. Zat cahaya melewati tabung yang berisi suspensi mikroba, maka cahaya akan dihamburkan[5].
Metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang hidup dapat berkembang menjadi koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan adalah indeks bagi jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam sampel. Teknik yang harus dikuasai dari metode ini adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah semua koloni diamati untuk memenuhi persyaratan statistik. Cawan yang dipilih untuk menghitung koloni adalah cawan yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni. Organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan[6].
Pada perhitunngan cawan standar, setelah sampel diletakkan pada cawan, maka dilakukan hitungan koloni. Sampel yang berkualitas baik diharapkan menunjukkan hitungan total yang rendah, yaitu kurang dari 100/ml. metode hitungan cawan didasarkan atas anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Teknik yang harus dikuasai dalam metode ini ialah pengenceran sampel dan mencawankan hasil-hasil pengenceran tersebut[7].
Prinsip dari perhitungan metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian dapat dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surfacelspread plate). Pada metode tuang, sejumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambhkan agar-agar cair yang steril yang telah didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Metode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan :
1.      Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung
2.      Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
3.      Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai penampakan spesifik.
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan cawan juga memiliki kelemahan sebagai berikut :
1.      Hasil perhitungan tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk koloni.
2.      Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah yang berbeda pula.
3.      Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak, jelas, dan tidak mnyebar.
4.      Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung[8]



[1]Rizki. “Mikroba,” Blog Rizki. http://mikroba-Rizki.blogspot.com (13 Desember 2009).
[2]Ratna Hadietomo, Mikrobiologi Dalam Praktek (Jakarta : PT. Gramedia, 1990), h. 87.
[3]Yulneriwanti. “Pertumbuhan Mikroba,” Blog Yulneriwanti. http://pertumbuhan Mikroba-yulneriwanti.blog.com (13 Desember 2009).

[4]Ali Alimuddin, Mikrobiologi Dasar I (Makassar : FMIPA UNM, 2008), h. 137.

[5]Pelezar, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid II (Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1989), h. 107. 
[6]Lud Waluyo, Mikrobiologi Umum (Makassar : UMM Press, 2007), h. 109.

[7]Filzahazny. “Perhitungan Mikroba,” Blog Filzahazzny. http://perhitungan-mikroba- filzahazny.blogspot.com (13 Desember 2009)

[8]Jimmo. “Perhitungan Pertumbuhan Mikroba,” Blog Jimmo. http://pertumbuhan mikroba-jimmo.blogspot.com (13 Desember 2009).
                                                                                                                                                           

BAB III
METODE KERJA
A.    Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah :
            Hari / tanggal              : kamis / 10 desember 2009
            Pukul                           : 15.00 – 17.00 wita
            Tempat                        : Laboratorium Biologi Lantai III Gedung B
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin  Makassar
Samata, Gowa.

B.     Alat dan bahan
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung
reaksi, rak tabung, inkubator, ose, spoit, cawan petri, dan Bunsen. 
2.      Bahan 
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah biakan Escherhicia coli, Staphylococcus aureus, medium NB, medium NA, BTB (bromotion blue), air sumur, dange sagu, susu, buroncong.


C.    Cara kerja
1.      Analisis secara langsung
a.       Membersihkan permukaan hitung haemocytometer dengan kertas tissue yang telah dibasahi dengan air suling.
b.      Membersihkan kaca penutup sampai sisa-sisa lemak dan kotoran pada permukaan hitung
c.       Meletakkan kaca penutup pada permukaan penghitung haemocytometer.
d.      Mengocock suspense mikroba dengan baik, kemudian mengambil suspense dengan pipet sebanyak 0,1-0,5 ml.
e.       Meneteskan suspense secara hati-hati pada lekukan V pada kaca penutup.
f.       Meletakkan haemocytometer pada kaca benda mikroskop dengan menggunakan pembesaran objektif berkekuatan rendah.
g.      Mengamati dan mencatat hasilnya.
2.      Analisis secara tidak langsung
a.       Menimbang secara steril 1 gr sampel (untuk sampel padat) atau pipet sebanyak 1 ml untuk sampel cair.
b.      Memasukkan kedalam 9 ml larutan pengencer, sehingga diperoleh pengenceran 10-4.
c.       Membuat pengenceran bertingkat 10-2, 10-3, 10-4, dengan cara mengambil 1 ml dengan pipet dari pengenceran awal kepengenceran selanjutnya (sebelum dan sesudah pengenceran lalu menghomogenkan).
d.      Mengambil 1 ml dengan pipet pengenceran yang dipilih dalam cawan petri  pada metode cawan tuang) dan 0,1 untuk metode cawan sebar.
e.       Menuang media agar yang cocok sebanyak 15-20 ml, untuk tiap cawan (penuangan medium agar dilakukan bila media telah mencapai suhu 45oC – 40oC.
f.       Menghomogenkan secara merata dengan cara menggoyang-goyangkan cawan dengan memutar kekiri dan kekanan sebanyak 8-10 kali.
g.      Membiarkan sampel medium sampai membeku.
h.      Menginkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam untuk sampel bakteri dan suhu 30oC untuk sampel kapang, secara terbalik.
i.        Menghitung jumlah sel sampel tersebut mengandung 30-300 koloni atau sel.
                                                                                                                                                        

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Alimuddin. Mikrobiologi Dasar. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM, 2005.

Filzahazny. “Perhitungan Mikroba,” Blog Filzahazzny. http://perhitungan-mikroba- filzahazny.blogspot.com (13 Desember 2009)

Hadietomo, Ratna. Mikrobiologi Dalam Praktek. Jakarta : PT. Gramedia, 1990.

Jimmo,  “Perhitungan Pertumbuhan Mikroba,” Blog Jimmo. http://pertumbuhan mikroba-jimmo.blogspot.com (13 Desember 2009).

Pelezar. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1989. 

Rizki. “Mikroba,” Blog Rizki. http://mikroba-Rizki.blogspot.com (13 Desember 2009).

Waluyo, Lud. Mikrobiologi Umum. Makassar : UMM Press, 2007.

Yulneriwanti. “Pertumbuhan Mikroba,” Blog Yulneriwanti. http://pertumbuhan Mikroba-yulneriwanti.blog.com (13 Desember 2009).




2 komentar:

Unknown mengatakan...

bagaimana kelebihan dan kekurangan dari metode penghitungan secara turbidometri????

Unknown mengatakan...

bagaimana kelebihan dan kekurangan dari metode penghitungan secara turbidometri????

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Mega's Blogg and Powered by Blogger.