Senin, 26 Desember 2011

LAPORAN MIKROBIOLOGI (Pengecatan Morfologi Mikroba)



BAB I
Pendahuluan

A.  Latar Belakang
Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme. Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu (pengecatan Gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Metode pengecatan tersebut pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode pengecatan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp[1].
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pengecatan sederhana, pengecatan negatif maupun pengecatan gram serta mengetahui morfologi mikroorganisme.

B.  Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini adalah untuk dapat membedakan antara bakteri gram positif (+) dan bakteri gram (-) melalui beberapa macam pengecatan.


[1]Fauziah, Pengecatan Mikroba, http://id.answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545227 (05 Desember 2009).
                                                                                                                                                          

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan[1].
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies[2].
Karakteristik taksonomi penting bakteri adalah reaksi mereka terhadap pewarnaan gram. Pewarnaan gram menjadi penting karena reaksi gram berhubungan dengan sifat morfologi lain dalam bentuk hubungan filogenik. Organisme yang berpotensi gram positif mungkin hanya dapat dilihat dengan pewarnaan gram pada kondisi lingkungan yang sesuai dan pada biakan muda. Prosedur pewarnaan gram dimulai dengan pemberian pewarna basa, kristal violet. Larutann iodine kemudian ditambahkan; semua bakteri akan diwarnai biru pada fase ini. Sel kemudian diberi alkohol. Sel gram positif akantetap mengikat senyawa kristal violet-iodine, tetap berwarna biru; sel gram negatif warnanya hilang oleh alkohol. Sebagai langkah terakhir, counterstain (misalnya Safranin pewarna merah) ditambahkan, sehingga sel gram negatif yang tidak berwarna, akan mengambil warna kontras; sedangkan sel gram positif terlihat dalam warna biru[3].
Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Disebut demikian karena hanya digunakan satu jenis cat pewarna untuk mewarnai organisme. Kebanyakan bakteri telah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofil (suka akan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromofornya bersifat positif). Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan bermacam-macam tipe morfologi (coccus, vibrio, basillus, dsb) dari bahan-bahan lainnya yang ada pada olesan yang diwarnai[4].
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina[5].
Struktur di dalam sel pada tempat-tempat yang khas dibentuk oleh spesies ini disebut endospora. Endospora dapat bertahan hidup dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan terhadap panas, kekeringan, radiasi UV serta bahan-bahan kimia. Ketahanan tersebut disebabkan oleh adanya selubung spora yang tebal dan keras. Sifat-sifat ini menyebabkan dibutuhkannya perlakuan yang keras untuk mewarnainya. Hanya bila diperlukan panas yang cukup, pewarna yang sesuai dapat menembus endospora. Tetapi sekali pewarna memasuki endospora, sukar untuk dihilangkan. Ukuran dan letak endospora di dalam sel merupakan ciri-ciri yang digunakan untuk membedakan spesies-spesies bakteri yang membentuknya[6].
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi[7].
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
4.  Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik[8].


Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
1.    Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
2.    Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan ±terdapat didalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit  10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
3.    Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
4.    Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
5.    Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
6.    Tidak resisten terhadap gangguan fisik[9].








[1]Filzahazny, “Teknik Pewarnaan Mikrobiologi,” Blog Filzahazy. http:/wordpress.com/ Penganta-tentang-bakteri.htm (05 Desember 2009).

[2]Dwidjosoeputro, Dasar-Dasar Mikrobiologi  (Malang : PT Djambatan, 1989), h. 159.

[3]Hadioetomo, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek (Jakarta : Pt Gramedia, 1990), h. 99.
[4]Rizki, “Pengecatan Bakteri,”  Blog Rizki. http ://ngecat bakterimakul-rizki.blogspot.com/ 2008/02/materi- kuliah.html (05 Desember 2009).

[5]Margareth F. Wheeler, Mikrobiologi Dasar (Jilid I ; Jakarta : Erlangga, 1998), h. 120.
[6]Yulneriwanti, “Mikrobiologi Dasar,” Blog Yulneriwanti. http://01-bakteri.html (05 Desember 2009).

[7] Ibid.

[8]Natsir Djide, Analisis Mikrobiologi Farmas, (Makassar : Universitas Hasanuddin, 2008), h. 126.
[9]Jimmo, “Pembuatan Preparat Dan Pengecatannya,” Blog Jimmo. http ://Pembuatan PReParAT dan PengeCaTAnnyA _ BLoG KiTa.mht (05 Desember 2009).
                                                                                                                                                           

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat
        Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum kali ini adalah :
Hari/Tanggal   : Kamis, 03 Desember 2009   
Pukul               : 15.00 – 17.00 Wita
Tempat            : Laboratorium Biologi Lantai III Gedung B
                      Fakultas Sains dan Teknologi
                      Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                      Samata, Gowa.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
            Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kaca preparat, mikroskop, deck glass, ose bulat, bunsen, spoit, botol semprot, rak tabung dan baskom.
2. Bahan
                        Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan nigrosin, larutan methylen blue, crystal violet (gram A), larutan mordan lugol’s iodium (gram B), larutan alkohol aceton (gram C), larutan safranin (gram D), alkohol 70%, aquadest, tissue, biakan Escherichia coli, dan biakan Staphylococcus aureus.
C. Cara Kerja
            Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah :
1. Pengecatan negatif
a.  Membersihkan kaca preparat dengan alcohol 70% agar bebas lemak
b.  Mengambil satu ose biakan Escherichia coli, dan biakan Staphylococcus aureus dan meletakkan pada masing-masing bagian tengah dari kaca preparat lalu meneteskan larutan nigrosin 1-2 tetes, kemudian mencampur hingga merata
c. Dengan menggunakan kaca preparat lain, lalu menyentuhkan  sisi ojek gelas tersebut pada sampel hingga membantuk sudut 45o. Selanjutnya menarik kaca preparat ke arah yang berlawanan hingga membentuk lapisan tipis
d. Mengeringkannya, lalu mengamati di bawah mikroskop dan menggambar hasil pengamatan
2. Pengecatan sederhana
a.  Membersihkan kaca preparat dengan alkohol 70% agar bebas lemak
b.  Mengambil secara aseptis 1 ose biakan (Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus) dan meratakan di atas kaca preparat
c. Mengeringkannya lalu melakukan fiksasi di bunsen
d. Menetesinya dengan larutan Methylen blue atau Kristal violet 1-2 tetes
e. Membiarkannya selama 2 menit, lalu mencuci dengan air mengalir sampai sisa-sisa cat tercuci seluruhnya
f. Mengeringkan di udara dan mengamati hasilnya di bawah mikroskop, lalu menggambar hasil pengamatan.
3. Pengecatan gram
a. Membersihkan kaca preparat dengan alcohol 70% agar bebas lemak
b.  Mengambil secara aseptis 1 ose biakan Escherichia coli dan biakan Staphylococcus aureus dan meratakan di atas kaca preparat seluas 1 cm2
c. Membiarkannya mongering di udara, lalu melakukan fikasasi di atas bunsen
d. Meneteskan larutan gram A sebanyak 2-3 tetes dan membiarkannya selama 2 menit
e. Mencuci dengan air mengalir, lalu mengeringkan dengan tissue secara hati-hati
f.   Meneteskan larutan gram B sebanyak 2-3 tetes dan membiarkannya selama 1-2
     menit
g. Mencuci dengan air mengalir dan mengeringkannya
h. Meneteskan larutan gram C 2-3 tetes, dan membiarkannya selama 30 detik
i.   Mencuci dengan air mengalir dan mengeringkannya
j.   Meneteskan larutan gram D 2-3 tetes, dan membiarkannya selama 1 menit, lalu mencuci dengan air mengalir dan mengeringkannya
k. Mengamatinya di bawah mikroskop dan menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
                                                                                                                                                             

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjosoeputro. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : PT Djambatan, 1989.

Filzahazny. “Teknik Pewarnaan Mikrobiologi.” Blog Filzahazy. http:/wordpress. com/Penganta-tentang-bakteri.htm (05 Desember 2009).

Hadioetomo. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia, 1990.

Jimmo. “Pembuatan Preparat Dan Pengecatannya,” Blog Jimmo. http ://Pembuatan PReParAT dan PengeCaTAnnyA _ BLoG KiTa.mht (05 Desember 2009).

Margareth F. Wheeler. Mikrobiologi Dasar. Jilid I; Jakarta : Erlangga, 1998.

Natsir Djide. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Makassar : Universitas Hasanuddin, 2008.

Rizki. “Pengecatan Bakteri,”  Blog Rizki. http ://ngecat bakterimakul-rizki.blogspot.com/ 2008/02/materi- kuliah.html (05 Desember 2009).

Yulneriwanti. “Mikrobiologi Dasar.” Blog Yulneriwanti. http://01-bakteri.html (05 Desember 2009).






0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Mega's Blogg and Powered by Blogger.