Selasa, 27 Desember 2011

pencemaran tanah


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran tanah dapat terjadi akibat penggunaan pupuk secara berlebihan, penggunaan pestisida yang tidak ramah lingkungan, serta pembuangan limbah industri, baik industri rumah tangga maupun pabrik yang mengandung zat-zat pencemar yang berbahaya terhadap lingkungan, seperti logam-logam berat atau senyawa-senyawa berbahaya lainnya[1].
Kandungan logam berat pada tanah dapat dipengaruhi oleh pH tanah karena pH tanah akan mengubah kestabilan logam berat dalam bentuk ion sehingga lebih mudah dilarutkan oleh air[2].
Pengetahuan dan teknologi merupakan dasar yang paling penting dalam perkembangan industri, baik industri di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia. Pada beberapa dasawarsa ini, perkembangan teknologi dan industri yang ada di Indonesia semakin pesat dan bahkan semua sektor industri berkembang sangat maju. Dengan pesatnya perkembangan industri tersebut ternyata membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik yang yang bersifat positif maupun negatif. Dampak yang positif sangat diharapkan oleh manusia dalam rangka memenuhi peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, sedangkan dampak negatif merupakan kebalikannya, yaitu menyebabkan penurunan kualitas dan kenyamanan hidup, sehingga hal ini tidak diharapkan[3].
Pencemaran lingkungan adalah merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi dan industri. Lingkungan dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan atau masuknya zat-zat atau benda-benda asing ke lingkungan yang mengakibatkan kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu sehingga lingkungan tidak lagi berfungsi sesuai peruntukannya[4].
Adanya perbedaan kandungan logam Cr pada masing-masing lokasi, juga disebabkan oleh keberadaan komponen-komponen pengikat logam dalam tanah seperti komponen organik dan anorganik. Disamping itu, tanah juga merupakan campuran kompleks dari komponen organik dan anorganik yang saling berinteraksi satu sama lainnya[5].
Lapisan tanah pada kedalaman 10 hingga 40 cm dari permukaan tanah merupakan suatu daerah dengan aktivitas kimia, fisika, dan biologi yang aktif karena sering terjadi perubahan bentuk dan komposisi bahan dari lapisan ini[6].


BAB III
METODOLOGI
A.    Jenis dan Rancangan
Penelitian ini eksperimen dengan membuat variasi starter yoghurt dengan melihat pengaruhnya terhadap kualitas yoghurt susu sapi yang dihasilkan.
B.     Variable Penelitian
v  Variable bebas : Starter dengan variasi starter Lactobacillus bulgaris, Streptococcus thermophillus dan kombinasi Lactobacillus + Sterptococcus thermophillus.
v  Variable terikat : kualitas yoghurt yang diukur berdasarkan parameter kadar protein, kadar lemak, kadar laktosa dan uji organoleptik.
C.    Definisi Operasional
1.      Starter adalah biakan murni mikroba dan pada penelitian ini didefinisikan sebagai biakan bakteri Lactobacillus bulgaris, Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaris + Streptococcus thermophillus yang diinokulasikan pada susu sapi yang menjadi bahan dasar yoghurt.
2.      Kualitas yoghurt merupakan standar mutu dari yoghurt yang dijadikan landasan untuk mengetahui baik tidaknya yoghurt untuk dinyatakan layak dan sesuai RSNI BBPOM dengan parameter, kadar protein, kadar lemak, kadar laktosa (SNI terlampir) dan uji organoleptik.

D.    Data Analisis
Data disajikan secara dekskriptif melalui table dan histogram, dianalisis menggunakan analisis varians (ANAVA). Satu jalur dengan menggunakan program computer Spss. 13 terhadap 3 jenis perlakuan yang diujikan. Hasil analisis yang signifikan, diuji lebih lanjut dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT).
E.     Ruang Lingkup
v  Starter yang digunakan adalah biakan murni mikroba yang didefinisikan sebagai biakan bakteri Lactobacillus bulgaris, Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaris + Streptococcus thermophillus yang diinokulasikan pada susu sapi yang menjadi bahan dasar yoghurt.
v  Kualitas yoghurt yang diukur melalui kadar biologisnya yang menyatakan bahwa tidak terdapat kontaminasi mikroba lain. Dari segi kimia dan fisika meliputi kadar protein, kadar lemak, kadar laktosa dan berdasarkan uji organoleptik (rasa, aroma, warna dan kekentalan).
v  Penelitian ini dilaksanakan di Lab. Biologi UIN Alauddin Samata, Gowa.
v  Waktu dilaksanakannya penelitian ini pada tanggal 15-25 Mei 2010.

DAFTAR PUSTAKA

A.    T, Sastrawijaya, 1991, Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Jakarta.
Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup, UI Press, Jakarta.
Meriam, E., 1991, Metals and Their Compounds in The Environment, VCH Wemheim, Cambridge.

Palar, H,1995, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta.

Wardana, W. A., 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset,Yogyakarta.





[1] A, T Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan(Rineka Cipta:Jakarta,1991), h. 212.
[2] E, Meriam, Metals and Their Compounds in The Environment(VCH Wemheim:Cambridge. 1991), h. 254.
[3] W, A Wardana, Dampak Pencemaran Lingkungan( Andi Offset:Yogyakarta.1995), h.360.
[4] Wardana,op.cit, h.361.
[5] Huang, P. M. dan M. Schnitzer,Interaksi Mineral Tanah Dengan Organik Alami dan Mikroba(Terjemahan D. H. Goenadi, Gajah Mada University Press:Yogyakarta,1997), h.111.

[6] Ibid.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Mega's Blogg and Powered by Blogger.