BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran tanah
dapat terjadi akibat penggunaan pupuk secara berlebihan, penggunaan pestisida
yang tidak ramah lingkungan, serta pembuangan limbah industri, baik industri
rumah tangga maupun pabrik yang mengandung zat-zat pencemar yang berbahaya
terhadap lingkungan, seperti logam-logam berat atau senyawa-senyawa berbahaya
lainnya[1].
Kandungan logam
berat pada tanah dapat dipengaruhi oleh pH tanah karena pH tanah akan mengubah
kestabilan logam berat dalam bentuk ion sehingga lebih mudah dilarutkan oleh
air[2].
Pengetahuan dan teknologi merupakan dasar yang paling penting
dalam perkembangan industri, baik industri di negara-negara maju maupun
negara-negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia. Pada beberapa
dasawarsa ini, perkembangan teknologi dan industri yang ada di Indonesia
semakin pesat dan bahkan semua sektor industri berkembang sangat maju. Dengan
pesatnya perkembangan industri tersebut ternyata membawa dampak bagi kehidupan
manusia, baik yang yang bersifat positif maupun negatif. Dampak yang positif
sangat diharapkan oleh manusia dalam rangka memenuhi peningkatan kualitas dan
kenyamanan hidup, sedangkan dampak negatif merupakan kebalikannya, yaitu
menyebabkan penurunan kualitas dan kenyamanan hidup, sehingga hal ini tidak
diharapkan[3].
Pencemaran lingkungan adalah merupakan salah satu dampak negatif
yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi dan industri. Lingkungan dikatakan
tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan
atau masuknya zat-zat atau benda-benda asing ke lingkungan yang mengakibatkan
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu sehingga lingkungan tidak
lagi berfungsi sesuai peruntukannya[4].
Adanya perbedaan kandungan logam Cr pada masing-masing lokasi,
juga disebabkan oleh keberadaan komponen-komponen pengikat logam dalam tanah
seperti komponen organik dan anorganik. Disamping itu, tanah juga merupakan
campuran kompleks dari komponen organik dan anorganik yang saling berinteraksi
satu sama lainnya[5].
Lapisan tanah pada kedalaman 10 hingga 40 cm dari permukaan
tanah merupakan suatu daerah dengan aktivitas kimia, fisika, dan biologi yang
aktif karena sering terjadi perubahan bentuk dan komposisi bahan dari lapisan
ini[6].
BAB III
METODOLOGI
A.
Jenis
dan Rancangan
Penelitian ini eksperimen
dengan membuat variasi starter yoghurt dengan melihat pengaruhnya terhadap
kualitas yoghurt susu sapi yang dihasilkan.
B.
Variable
Penelitian
v
Variable
bebas : Starter dengan variasi starter Lactobacillus bulgaris, Streptococcus
thermophillus dan kombinasi Lactobacillus + Sterptococcus
thermophillus.
v
Variable
terikat : kualitas yoghurt yang diukur berdasarkan parameter kadar protein,
kadar lemak, kadar laktosa dan uji organoleptik.
C.
Definisi
Operasional
1.
Starter
adalah biakan murni mikroba dan pada penelitian ini didefinisikan sebagai
biakan bakteri Lactobacillus bulgaris, Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus
bulgaris + Streptococcus thermophillus yang diinokulasikan pada susu
sapi yang menjadi bahan dasar yoghurt.
2.
Kualitas
yoghurt merupakan standar mutu dari yoghurt yang dijadikan landasan untuk
mengetahui baik tidaknya yoghurt untuk dinyatakan layak dan sesuai RSNI BBPOM
dengan parameter, kadar protein, kadar lemak, kadar laktosa (SNI terlampir) dan
uji organoleptik.
D.
Data
Analisis
Data disajikan
secara dekskriptif melalui table dan histogram, dianalisis menggunakan analisis
varians (ANAVA). Satu jalur dengan menggunakan program computer Spss. 13 terhadap
3 jenis perlakuan yang diujikan. Hasil analisis yang signifikan, diuji lebih
lanjut dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT).
E.
Ruang
Lingkup
v
Starter
yang digunakan adalah biakan murni mikroba yang didefinisikan sebagai biakan
bakteri Lactobacillus bulgaris, Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus
bulgaris + Streptococcus thermophillus yang diinokulasikan pada susu
sapi yang menjadi bahan dasar yoghurt.
v
Kualitas
yoghurt yang diukur melalui kadar biologisnya yang menyatakan bahwa tidak terdapat
kontaminasi mikroba lain. Dari segi kimia dan fisika meliputi kadar protein,
kadar lemak, kadar laktosa dan berdasarkan uji organoleptik (rasa, aroma, warna
dan kekentalan).
v
Penelitian
ini dilaksanakan di Lab. Biologi UIN Alauddin Samata, Gowa.
v
Waktu
dilaksanakannya penelitian ini pada tanggal 15-25 Mei 2010.
DAFTAR PUSTAKA
A.
T,
Sastrawijaya, 1991, Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Jakarta.
Darmono,
1995, Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup, UI Press, Jakarta.
Meriam,
E., 1991, Metals and Their Compounds in The Environment, VCH Wemheim,
Cambridge.
Palar,
H,1995, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta.
Wardana, W. A.,
1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset,Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar