BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Metode jarak dapat menentukan 3 permeter
frekuansi densitas dan dominansi jumlah individu dalam suatu area dapat
ditentukan dengan mengukur jarak antara individu tumbuhan dengantitk sampling.
Metode ini telah digunakan dengan tipe tumbuhan yang berbeda terutama pada
pohon.
Ada beberapa cara metode jarak yang
dikenal yaitu metode individu merupakan
pengukuran yang dilakukan terhadap jarak antara pohon terdekat dengan titik
sampling. Dimana titik sampling
ditentukan secar acak. Metode pasangan acak merupakan pegukuran yang dilakukan
terhadap jarak dari ndividu yang terdekat dengan tiik sampling dengan titik
pohon lain yang terdekat pada sisi lain oleh adanya garis pembagi yang melalui
titik sampling. Faktor koreksi dalam densitas adalah 0,8. Metode tetangga
terdekat merupakan titik sampling yang dicari dari pohon yang terdekat.
Pengukuran yang dilakukan dari pohon terebut dengan pohon tetangga terdekat.
Faktor koreksi dari densits adalah 1.67. meted point centret qwarter merupakan pengukuran jarak yang
dlakukan titik sampling ke pohon terdekat dalam tiap kuadrat.
Berdasarkan
hal tersebut di atas sehingga praktikum ini dilaksanakan sebagai salah satu
alternative untuk dapat mengetahui dan menganalisis suatu vegetasi dengan
menggunakan metode jarak ini.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk
menerapkan salah satu atau lebih metode jarak dalam menganalisis suatu
vegetasi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Teknik sampling kuadrat (Quadrat Sampling Technique) merupakan
suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan: Petak contoh yang
dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak.
Petak tunggal mungkin
akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti
bersifat homogen[1].
Adapun petak-petak
contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan
prinsip-prinsip teknik sampling. Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung
pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi sampling pola penyebarannya.
Misalnya, untuk vegetasi rendah, petak contoh berbentuk lingkaran lebih
menguntungkan karena pembuatan petaknya dapat dilakukan secara mudah dengan
mengaitkan seutas tali pada titik pusat petak. Selain itu, petak contoh
berbentuk lingkaran akan memberikan kesalahan sampling yang lebih kecil
daripada bentuk petak lainnya, karena perbandingan panjang tepi dengan luasnya
lebih kecil[2].
Tetapi dari segi pola
distribusi vegetasi, petak berbentuk lingkaran kurang efisien dibanding bentuk
segi empat. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan
menunjukkan bahwa petak bentuk segi empat memberikan data komposisi vegetasi
yang lebih akurat dibanding petak berbentuk lingkaran, terutama bila sumbu
panjang dari petak sejajar dengan arah perubahan keadaan lingkungan atau
habitat.
Untuk memudahkan perisalahan vegetasi dan pengukuran
parameternya, petak contoh biasanya dibagi-bagi ke dalam kuadrat-kuadrat berukuran lebih kecil. Ukuran kuadrat-kuadrat
tersebut disesuaikan dengan bentuk morfologis jenis dan lapisan distribusi vegetasi secara vertikal (stratifikasi).
Dalam hal ini Oosting (1956) menyarankan penggunaan kuadrat berukuran 10 x 10 m untuk lapisan pohon, 4 x 4 m untuk
lapisan vegetasi berkayu tingkat bawah (undergrowth) sampai tinggi 3 m, dan 1 x
1 m untuk vegetasi bawah/lapisan herba. Tetapi umumnya para peneliti di bidang
ekologi hutan membedakan pohon ke dalam beberapa tingkat pertumbuhan,
yaitu semai (permudaan tingkat kecambah sampai setinggi < 1,5 m), pancang (permudaan dengan > 1,5 m
sampai pohon muda berdiameter < 10 cm),
l tiang (pohon muda
berdiameter 10 sampai 20 cm), dan pohon
dewasa (diameter > 20 cm)[3].
Metode jarak dapat
menentukan 3 parameter, yakni frekuensi densitas dan dominansi. Jumlah individu
dalam suatu area dapat ditentukan dengan mengukur jarak antara individu
tumbuhan dengan titik sampling. Metode ini telah digunakan dengan tipe tumbuhan
yang berbeda terutama pada pohonAda beberapa metode jarak yang dikenal yaitu:
1.
metode individu
terdekat (Nearest Indivvidual Method) adalah pengukuran dilakukan terhadap
jarak antara pohon terdekat dengan titik sampling, titik sampling ditentukan
secara acak.
2.
Metode pasangan acak (Random Pairs Method) adalah pengukuran dilakukan terhadap jarak
dari individu yang terdekat dengan titik sampling dengan pohon lain yang
terdekat pada sisi lain oleh adanya garis pembagi yang melalui titik sampling.
Faktor koreksi dalam densitas adalah 0,8.
3.
Metode tetangga terdekat (Nearest Neighbour Method) adalah dari titik sampling dicari pohon
terdekat, pengukuran dilakukan dari pohon tersebut dengan pohon tetangga
terdekat. Faktor koreksi densitas adalah 1,67.
4.
Metode Point Centered
Quarter adalah pengukuran jarak dilakukan dari titik sampling ke pohon
terdekat dalam tiap kuadrat. Faktor
korekasi densitas adalah 1[4].
Untuk memudahkan proses analisis data,
sebaiknya dibuat tally sheet yang memuat kerapatan, cover, diameter atau
basal area dari setiap jenis dalam setiap kuadrat petak dan dibuat juga tally
sheet yang memuat data parameter vegetasi yang diukur keseluruhan untuk semai
data kerapatan setiap jenis langsung dicatat karena biasanya diameter individu
semai tidak diukur dan untuk vegetasi tingkat bawah seperti rumput, herba dan
semak belukar, data kelindungan (coverage) langsung diduga (diukur) pada
waktu survey lapangan[5].
[1]Mogea,
Gandawidjaja, dan Irawati, Tumbuhan Langka Indonesia ( Bogor: Puslitbang
Biologi – LIPI. 2001) h. 159.
[2]Ibid
[3]Vegetasi, http://id.wikipedia.org/wiki/vegetasi
(7 Februari 2010 ).
[4]Tim
Dosen, Penuntun Praktikum Ekologi
Tumbuhan. (Makassar : Universitas Islam Negeri alauddin. 2009). h. 12.
[5]Steenis,
van. The Mountain Flora of Java. (Leiden: E.J. Brill. 1972). H. 78.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari/
Tanggal : Rabu, 10 Februari 2010
Waktu
:
11.00 – 13.00 WITA
Tempat : Lapangan Kampus II
Universitas Islam Negeri alauddin Makassar Samata, Gowa.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah patok, tali rapiah, dan alat tulis.
2.
Bahan
Adapun bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman yang terdapat di lapangan.
C.
Cara
Kerja
1. Memilih
suatu komunitas vegetasi yang digunakan sebagai area pencuplikan.
2. Membuat
garis transek.
3. Membuat
5 titik sampling dengan jarak 10 meter.
4. Mencari
tanaman epifit pada kuadrant I, II, III, dan IV yang paling dekat dengan titik
sampling.
5. Mengukur
jarak antara tumbuhan inang (epifit menempel), kemudian mencatat species inang,
species tumbuhan epifit, ketinggian dari tanah, diameter tumbuhan inang dan
jumlah tumbuhan inang.
6. Menghitung:
1. Frekuensi,
densitas tumbuhan epifit setiap species.
2. Frekuensi,
densitas, dominansi dan nilai penting tumbuhan inang.
DAFTAR PUSTAKA
Mogea, Gandawidjaja,
dan Irawati. Tumbuhan Langka Indonesia. Bogor: Puslitbang Biologi – LIPI. 2001.
Steenis,
van. The Mountain Flora of Java. Leiden:
E.J. Brill. 1972.
Tim
Dosen. Penuntun Praktikum Ekologi
Tumbuhan. Makassar : Universitas Islam Negeri alauddin. 2009.
0 komentar:
Posting Komentar