Senin, 26 Desember 2011

Laporan Ekologi Tumbuhan (metode titik)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jika suatu kuadrat direduksi menjadi tanpa dimensi, maka akan menjadi sebuah titik kecil. Berdasarkan hal tersebut terciptalah sebuah metode yang disebut dengan metode titik yang merupakan variasi dari metode kuadrat. Metode titik sangat efektif untuk sampling pada vegetasi yang rendah, rapat, dan membentuk anyaman yang tidak jelas batasnya antara satu dengan yang lainnya.
Rangkaian alat yang lazim digunakan dalam metode ini terbuat dari kawat yang disusun dari frame diberi lobang dengan jarak lobang yang sama. Lobang tersebut merupakan jalan vertikal jarum tegak lurus dengan tanah. Frame diletakkan secara acak pada suatu tegakan. Jarum ditusukkan ke tanah pada tiap lobang, maka tumbuhan yang pertama kali tertusuk oleh jarum tersebut adalah individu yang menjadi sasaran percobaan. Kelemahan metode titik adalah tidak dapatnya densitas untuk diukur, sedangkan frekuensi yang diukur adalah frekuensi cover. Cara ini terbatas pada vegetasi rendah.
Berdasarkan hal tersebut sehingga praktikum ini dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui dan menganalisis suatu vegetasi dengan mengguankan metode titik, sekalipun memiliki kekurangan dan membandingkannya dengan teori yang telah ada sebelumnya.
B.     Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menerapkan metode titik dalam menganalisis suatu vegetasi.


                                                                                                                                                                      

BAB II
 TINJUAN PUSTAKA

Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada[1].
Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter Jika suatu kuadran direduksi menjadi tanpa dimensi maka akan menjadi sebuah titik kecil. Berdasarkan hal tersebut terciptalah sebuah metode yng disebut sebagai metode titik yang meupakan variasi dari metode kuadrat. Metode titik sangat efektif untuk sampling pada vegetasi yang rendah, rapat dan membentuk anyaman yang tidak jelas batasnya antara satu dengan yang lainnya[2].
Jika suatu kuadrat direduksi menjadi tanpa dimensi, maka akan menjadi sebuah titik kecil. Berdasarkan hal tersebut terciptalah sebuah metode yang disebut dengan metode titik yang merupakan variasi dari metode kuadrat. Metode titik sangat efektif untuk sampling pada vegetasi yang rendah, rapat, dan membentuk anyaman yang tidak jelas batasnya antara satu dengan yang lainnya. Rangkaian alat yang lazim digunakan dalam metode ini terbuat dari kawat yang disusun dari frame diberi lobang dengan jarak lobang yang sama. Lobang tersebut merupakan jalan vertikal jarum tegak lurus dengan tanah. Frame diletakkan secara acak pada suatu tegakan. Jarum ditusukkan ke tanah pada tiap lobang, maka tumbuhan yang pertama kali tertusuk oleh jarum tersebut adalah individu yang menjadi sasaran percobaan. Kelemahan metode titik adalah tidak dapatnya densitas untuk diukur, sedangkan frekuensi yang diukur adalah frekuensi cover. Cara ini terbatas pada vegetasi rendah[3].
Metode Titik Pusat Kuadran (Point Centered Quarteted Method). Berdasarkan hasil penelitian Cottam dan Curtis (1956), metode ini merupakan metode sampling tanpa petak contoh yang paling efisien karena pelaksanaannya di lapangan memerlukan waktu yang lebih sedikit, mudah, dan tidak memerlukan faktor koreksi dalam menduga kerapatan tumbuhan. Tetapi, dalam pelaksanaannya metode ini mempunyai dua macam keterbatasan, yaitu: setiap kuadran harus terdapat paling sedikit satu tumbuhan, dan setiap tumbuhan (seperti halnya pada random pair method) tidak boleh terhitung lebih dari satu kali[4].



Adapun cara  menghitung besarnya nilai kuantitatif vegetasi adalah sebagai berikut:
a.       Metode jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut kondisi tanah, topografi, misalnyategak lurus garis pantai, memotong sungai, dan menaik atau menurun lereng gunung. Perhitungan besarnya nilai kuantitatif parameter vegetasi sama dengan metode petak tunggal.
b.      Metode garis berpetak
Metode ini dapat dianggap sebagai modifikasi metode petak ganda atau metode jalur, yakni dengan cara melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama. Perhitungan besarnya nilai kuantitatif parameter vegetasi sama dengan metode petak tunggal.
c.       Metode kombinasi antara metode jalur dengan metode garis berpetak
Dalam metode ini risalah pohon dilakukan dengan metode jalur dan permudaan denga metode garis berpetak.
d.      Teknik Sampling Tanpa Petak Contoh
Untuk mengatasi kesulitan praktisi dalam pembuatan kuadrat (petak contoh) di lapangan, maka para ahli di bidang managemen hutan memperkenalkan suatu metode sampling disebut tanpa petak contoh (plotless sampling technique). Metode ini pada dasarnya memanfaatkan pengukuran jarak antara individu tumbuhan atau jarak pohon yang dipilih secara acak terhadap ind-ind tumbuhan yang terdekat dengan sumsi ind tumbuhan menyebar secara acak. Dengan demikian disamping metode ini akan menghemat waktu karena tidak memerlukan pembuatan petak contoh di lapangan, kesalahan sampling dalam proses pembuatan petak contoh dan penentuan apakah ind tumbuhan berada di dalam atau di luar kuadrat dapat dikurangi. Paling sedikit terdapat empat macam metode tanpa petak contoh yang berdasarkan satuan contoh berupa titik yang penempatannya di lapangan bila secara acak atau sistematis[5].




[1]Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. (Malang: JICA. 2001) h. 87.

[2] Ibid
[3]Tim Dosen, Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. (Makassar : Universitas Islam Negeri alauddin. 2009). h. 12.
[4]Sutarno, Pengenalan Pemberdayaan Pohon Hutan. (Bogor: Prosea Indonesia-Prosea Network Office Pusat SDM Kehutanan,1997), h. 57.

[5]Indra, Metode Titik, http://id.wikipedia.org/wiki/titik(18 Februari 2010)
                                                                                                                                                         

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari/ Tanggal              :  Rabu, 10 Februari 2010
Waktu                                     : 11.00 – 13.00 WITA
Tempat                        : Lapangan Kampus II
                                      Universitas Islam Negeri alauddin Makassar
                                      Samata, Gowa.

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
            Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah point frame, tali rapiah, dan paku.
2.      Bahan
            Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman yang terdapat di lapangan.





C.    Cara Kerja
                  Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah :
1.      Memilih suatu komunitas vegetasi yang digunakan sebagai area pencuplikan .
2.      Membuat garis transek sesuai ketentuan gambar yang terdapat dalam penuntun.
3.      Mencatat jumlah specias yang terkena tusukan. Kemudian mengisi tabel pengamatan.
4.      Menghitung :
a.    Frekuensi mutlak
b.   Frekuensi relative
c.    Dominansi mutlak
d.   Dominansi relative
e.    Nilai penting

                                                                                                                                           
DAFTAR PUSTAKA
Indra, Metode Titik, http://id.wikipedia.org/wiki/titik (18 Februari 2010)

Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.

Sutarno.  2007. Pengenalan Pemberdayaan Pohon Hutan. Bogor: Prosea Indonesia-Prosea Network Office Pusat SDM Kehutanan.

Tim Dosen. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Makassar : Universitas Islam Negeri alauddin. 2009.









0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Mega's Blogg and Powered by Blogger.