BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jika
suatu kuadrat direduksi menjadi tanpa dimensi, maka akan menjadi sebuah titik
kecil. Berdasarkan hal tersebut terciptalah sebuah metode yang disebut dengan
metode titik yang merupakan variasi dari metode kuadrat. Metode titik sangat
efektif untuk sampling pada vegetasi yang rendah, rapat, dan membentuk anyaman
yang tidak jelas batasnya antara satu dengan yang lainnya.
Rangkaian
alat yang lazim digunakan dalam metode ini terbuat dari kawat yang disusun dari
frame diberi lobang dengan jarak lobang yang sama. Lobang tersebut merupakan
jalan vertikal jarum tegak lurus dengan tanah. Frame diletakkan secara acak
pada suatu tegakan. Jarum ditusukkan ke tanah pada tiap lobang, maka tumbuhan
yang pertama kali tertusuk oleh jarum tersebut adalah individu yang menjadi
sasaran percobaan. Kelemahan metode titik adalah tidak dapatnya densitas untuk
diukur, sedangkan frekuensi yang diukur adalah frekuensi cover. Cara ini
terbatas pada vegetasi rendah.
Berdasarkan
hal tersebut sehingga praktikum ini dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui dan menganalisis suatu vegetasi dengan mengguankan metode titik,
sekalipun memiliki kekurangan dan membandingkannya dengan teori yang telah ada
sebelumnya.
B.
Tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum ini adalah mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk
menerapkan metode titik dalam menganalisis suatu vegetasi.
BAB
II
TINJUAN PUSTAKA
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai
metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam
mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu
metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam
bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai
kendala yang ada[1].
Beberapa metodologi
yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian,
yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter Jika
suatu kuadran direduksi menjadi tanpa dimensi maka akan menjadi sebuah titik
kecil. Berdasarkan hal tersebut terciptalah sebuah metode yng disebut sebagai
metode titik yang meupakan variasi dari metode kuadrat. Metode titik sangat
efektif untuk sampling pada vegetasi yang rendah, rapat dan membentuk anyaman
yang tidak jelas batasnya antara satu dengan yang lainnya[2].
Jika suatu kuadrat
direduksi menjadi tanpa dimensi, maka akan menjadi sebuah titik kecil. Berdasarkan
hal tersebut terciptalah sebuah metode yang disebut dengan metode titik yang
merupakan variasi dari metode kuadrat. Metode titik sangat efektif untuk
sampling pada vegetasi yang rendah, rapat, dan membentuk anyaman yang tidak
jelas batasnya antara satu dengan yang lainnya. Rangkaian alat yang lazim
digunakan dalam metode ini terbuat dari kawat yang disusun dari frame diberi
lobang dengan jarak lobang yang sama. Lobang tersebut merupakan jalan vertikal
jarum tegak lurus dengan tanah. Frame diletakkan secara acak pada suatu
tegakan. Jarum ditusukkan ke tanah pada tiap lobang, maka tumbuhan yang pertama
kali tertusuk oleh jarum tersebut adalah individu yang menjadi sasaran
percobaan. Kelemahan metode titik adalah tidak dapatnya densitas untuk diukur,
sedangkan frekuensi yang diukur adalah frekuensi cover. Cara ini terbatas pada
vegetasi rendah[3].
Metode Titik Pusat Kuadran (Point Centered Quarteted Method). Berdasarkan
hasil penelitian Cottam dan Curtis (1956), metode ini merupakan metode sampling
tanpa petak contoh yang paling
efisien karena pelaksanaannya di lapangan memerlukan waktu yang lebih sedikit,
mudah, dan tidak memerlukan faktor koreksi dalam menduga kerapatan tumbuhan.
Tetapi, dalam pelaksanaannya metode ini mempunyai dua macam keterbatasan,
yaitu: setiap kuadran harus terdapat paling sedikit satu tumbuhan, dan setiap
tumbuhan (seperti halnya pada random pair method) tidak boleh terhitung
lebih dari satu kali[4].
Adapun
cara menghitung besarnya nilai
kuantitatif vegetasi adalah sebagai berikut:
a. Metode jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajari
perubahan keadaan vegetasi menurut kondisi tanah, topografi, misalnyategak
lurus garis pantai, memotong sungai, dan menaik atau menurun lereng gunung.
Perhitungan besarnya nilai kuantitatif parameter vegetasi sama dengan metode
petak tunggal.
b. Metode garis berpetak
Metode ini dapat dianggap sebagai modifikasi metode
petak ganda atau metode jalur, yakni dengan cara melompati satu atau lebih
petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak
pada jarak tertentu yang sama. Perhitungan
besarnya nilai kuantitatif parameter vegetasi sama dengan metode petak tunggal.
c. Metode kombinasi antara metode jalur dengan metode
garis berpetak
Dalam metode ini risalah pohon dilakukan dengan
metode jalur dan permudaan denga metode garis berpetak.
d.
Teknik Sampling
Tanpa Petak Contoh
Untuk mengatasi
kesulitan praktisi dalam pembuatan kuadrat (petak contoh) di lapangan, maka
para ahli di bidang managemen hutan memperkenalkan suatu metode sampling
disebut tanpa petak contoh (plotless sampling technique).
Metode ini pada dasarnya memanfaatkan pengukuran jarak antara individu tumbuhan
atau jarak pohon yang dipilih secara acak terhadap ind-ind tumbuhan yang
terdekat dengan sumsi ind tumbuhan menyebar secara acak. Dengan demikian
disamping metode ini akan menghemat waktu karena tidak memerlukan pembuatan
petak contoh di lapangan, kesalahan sampling dalam proses pembuatan petak
contoh dan penentuan apakah ind tumbuhan berada di dalam atau di luar kuadrat
dapat dikurangi. Paling sedikit terdapat empat macam metode tanpa petak contoh
yang berdasarkan satuan contoh berupa titik yang penempatannya di
lapangan bila secara acak atau sistematis[5].
[1]Rohman, Fatchur dan I
Wayan Sumberartha. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. (Malang: JICA.
2001) h. 87.
[2] Ibid
[3]Tim Dosen, Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan.
(Makassar : Universitas Islam Negeri alauddin. 2009). h. 12.
[4]Sutarno,
Pengenalan Pemberdayaan Pohon Hutan. (Bogor: Prosea Indonesia-Prosea
Network Office Pusat SDM Kehutanan,1997), h. 57.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari/
Tanggal : Rabu, 10 Februari 2010
Waktu
:
11.00 – 13.00 WITA
Tempat : Lapangan Kampus II
Universitas Islam Negeri alauddin Makassar
Samata,
Gowa.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah point frame, tali rapiah, dan paku.
2.
Bahan
Adapun bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman yang terdapat di lapangan.
C. Cara Kerja
Adapun
cara kerja dari praktikum ini adalah :
1.
Memilih suatu komunitas vegetasi yang
digunakan sebagai area pencuplikan .
2.
Membuat garis transek sesuai ketentuan
gambar yang terdapat dalam penuntun.
3.
Mencatat jumlah specias yang terkena
tusukan. Kemudian mengisi tabel pengamatan.
4.
Menghitung :
a. Frekuensi
mutlak
b. Frekuensi
relative
c. Dominansi
mutlak
d. Dominansi
relative
e. Nilai
penting
DAFTAR PUSTAKA
Indra, Metode Titik, http://id.wikipedia.org/wiki/titik
(18 Februari 2010)
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum
Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.
Sutarno.
2007. Pengenalan Pemberdayaan Pohon
Hutan. Bogor: Prosea Indonesia-Prosea Network Office Pusat SDM Kehutanan.
Tim
Dosen. Penuntun Praktikum Ekologi
Tumbuhan. Makassar : Universitas Islam Negeri alauddin. 2009.
0 komentar:
Posting Komentar