BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Komunitas dari suatu
ekosistem memiliki ciri-ciri tertentu. Salah satu karakternya adalah keragaman
jenis organisme yang menjadi penyusunnya. Namun keragaman komunitas suatu
ekosistem dinyatakan tidak hanya cukup menyebut jenis organisme kecuali
dilengkapi dengan informasi tentang
banyaknya individu setiap populasi atau jenis organisme yang menjadi
penyusunnya Komposisi atau karakteristik keragaman ditentukan oleh banyaknya
species organisme dan perbandingan jumlah individu seluruh species.
Keragaman komunitas
biasanya ditentukan dengan menghitung indeks kergaman sebagaimana yang
dirumuskan oleh Sompson. Indeks keragaman populasi makin tinggi jika jumlah
species organisme makin banyak dan kelimpahan proporsional species dari setiap
species makin besar. Tumbuhan dan hewan dari berbagai jenis yang hidup secara
alami di suatu tempat membentuk suatu kumpulan yang di dalamnya setiap individu
menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kumpulan ini
terdapat pula kerukunan untuk hidup bersama serta hubungan timbal balik yang
menguntungkan sehingga dalam kerukunan ini tercipta suatu derajat keterpaduan
Berdasarkan hal
tersebut di atas sehingga praktikum ini dilaksanakan sebagai salah satu
alternatif untuk dapat mengetahui keragaman suatu ekosistem tertentu, yang mana
dalam hal ini digunakan metode sampling pada lahan di kampus II UIN Alauddin
untuk melihat keragaman komunitas suatu species.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami keragaman suatu ekosistem
tertentu melalui indeks kergaman, indeks dominansi dan indeks kemerataan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan
secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem.
Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem[1].
Ekosistem adalah suatu komunitas tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme beserta lingkungan non-hayati yang dinamis dan kompleks, serta
saling berinteraksi sebagai suatu unit yang fungsional. Manusia merupakan
bagian yang terintegrasi dalam ekosistem. Ekosistem sangat bervariasi dalam hal
ukuran, dapat berupa genangan air pada suatu lubang pohon hingga ke samudera
luas[2].
Komposisi atau karakteristik keragaman ditentukan oleh
banyaknya spesies organisme dan perbandingan jumlah individu seluruh spesies.
Keragaman komunitas biasanya ditentukan dengan menghitung indeks keragaman
sebagaimana yang dirumuskan oleh Sompson. Indeks keragaman makin tinggi jika
jumlah spesies organisme makin banyak dan kelimpahan proporsional spesies dari
setiap spesies makin besar[3].
Faktor biotik adalah
faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun
hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan
sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer[4].
Faktor biotik juga
meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup
tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi
membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci,
tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut[5].
Pembahasan ekologi
tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya,
yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air,
kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan[6].
Menurut Anonim[7],
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan
syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang
hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena
matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan
sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia,
dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan,
air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang
berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di
tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik
dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang berbeda menunjukkan
kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung
menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme
yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Apabila seseorang hendak memberikan suatu komunitas khusus
dalam daerah yang terbatas dan wilayahnya mudah dicapai, biasanya orang
tersebut tidak akan membuat sensus komunitas secara lengkap, namun sebagai
gantinya cukup dengan menggunakan metode sampling pada lahan dimana suatu
komunitasnya biasanya hadir[8].
Jika sampling dilakukan secara hati-hati dengan metode yang
benar, maka seorang peneliti akan merasa yakin dalam mengeksplorasi data-data
sampel tersebut untuk memperkirakan nilai parameter sejati untuk seluruh
komunitas[9].
[1] “Prinsip-prinsip Ekologi”, http://kambing.ui.ac.id, (Diakses tanggal 17 Mei 2010),
h. 1.
[2] Herb Caudill, Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia: Suatu
Kerangka Pikir untuk Penilaian, (Jakarta: Millennium Ecosystem Assessment,
2005), h. 4.
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6] “Prinsip-prinsip Ekologi”, loc. cit.
[7] “Prinsip-prinsip Ekologi”, Loc. cit.
[8] Fatmawati Nur, Penuntun Praktikum Ekologi Hewan, (Makassar:
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar, 2010), h. 10
[9] Ibid.
DAFTAR
PUSTAKA
Caudill, Herb. Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia: Suatu
Kerangka Pikir untuk Penilaian. Jakarta: Millennium Ecosystem Assessment,
2005.
“Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan”. http://kambing.ui.ac.id (Diakses
tanggal 17 Mei 2010)
“Komunitas”. http://id.wikipedia.org/wiki/komunitas.
(Diakses tanggal 17Mei 2010).
Nur, Fatmawati. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan. Makassar:
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar, 2010.
Prinsip-prinsip
Ekologi”. http://kambing.ui.ac.id. (Diakses tanggal 17 Mei 2010).
0 komentar:
Posting Komentar