BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada tumbuhan, hewan dan manusia
dikenal beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda.
Golongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor
Rh yang ditemukan Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan
alel ganda. Untuk golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal alel ganda IA ,
IB dan I, harus dipahami pengertian tentang antigen, zat anti
(antibodi) aglutinasi.
Darah
merupakan media transportasi dalam tubuh. Darah terdiri atas plasma darah dan
sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri atas sel darah merah atau
eritrosit, sedangkan jumlah sel darah putih atau leukosit sangat sedikit, yaitu
2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping eritrosit dan leukosit masih ada
partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit ini penting pada penggumpalan
darah.
Meskipun semua praktikan sebenarnya telah mengetahui golongan
darah masing-masing, namun dalam percobaan ini mereka belajar menetapkan
sendiri golongan darahnya. Disediakan 3 macam anti serum, yaitu anti-A, anti-B
dan anti Rh (D)+ .
B. Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini adalah mengetahui beberapa
sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda dan
mencoba menetapkan genotip dirinya sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan yang
terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani
haima yang berarti darah[1].
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat
dalam peredaran oksigen.
Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran
yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga
mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme[2].
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen
dari paru-paru
atau insang
ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin
yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang
belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen
langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya
terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling
efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata.
Hemosianin, yang berwarna
biru, mengandung tembaga,
dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi
menggunakan vanadium
kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye)[3].
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi
utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun
yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah[4].
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila
kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada
darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory
protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen[5].
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti
darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung.
Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru
untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon
dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu
dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah
itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen
ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian
kembali ke jantung
melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah
juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan
kimia asing ke hati
untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni[6].
Golongan darah
manusia ABO ditentukan oleh alel-alel Io, IA, dan IB. Alel Io resesif terhadap
IA dan IB. Alel IA dan IB bersifat kodomain, sehingga IB tidak domain terhadap
IA dan sebaliknya IA tidak dominan terhadap IB. Interaksi antara alel Io, IA
dan IB menghasilkan 4 fenotif golongan darah O, A, B, dan AB. Gen I
menghasilkan suatu molekul protein yang disebut Isoaglutinin yang terdapat pada
permukaan sel darah merah. Orang dengan alel IA dapat membentuk aglutinogen atau antigen yang disebut antigen-A dalam eritrosit yang kemudian
dapat bereaksi dengan antibodi atau agglutinin atau anti-B yang terdapat dalam serum atau plasma darah. Orang dengan
alel IB dapat membentuk antigen-B
dalam eritrosit, dan zat anti-A dalam
serum darah[7].
Bila dalam satu lokus
terdapat lebih dari satu pasang alel maka disebut alel ganda, misalnya warna
bulu pada kelinci dan golongan darah sistem A B O pada manusia[8].
Golongan
darah adalah
ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia
hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian[9].
Golongan darah manusia
ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam
darahnya, sebagai berikut:
1.
Individu
dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2.
Individu
dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
3.
Individu
dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B
serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang
dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang
dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada
sesama AB-positif.
4.
Individu
dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan
darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif[10].
Secara umum, golongan darah O
adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum
dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan
dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang
dijumpai di dunia. Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara
penggolongan darah ABO[11].
[1]Mushawir
Taiyeb, Fisiologi Hewan (Makassar :
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin, 2008). h. 78.
[2]Ibid.
[3]Ibid. h. 79.
[4]Firman.
Darah. http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:darah (28 Desember 2009).
[5]Ibid.
[6]Ibid.
[7]Dr.
Khalifah M dan Zulkarnaim, Buku Daras
Genetika (Makassar : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin, 2009). h.
113-114.
[8]Ibid.
[9]Dr.
Wildan Yatim, Genetika (Bandung :
Tarsito, 2003), h. 198-199.
[10]Golongan
Darah, http://id.wiki.org/wikipedia/Golongan_darah/
(28 Desember 2009).
[11]Ibid.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum kali ini adalah:
Hari/tanggal :
Kamis, 17 Desember 2009
Waktu :
15.00 – 17.00 Wita
Tempat :
Laboratorium Biologi Gedung B lantai III
Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata, Gowa.
B.
Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah kertas, pulpen dan penggaris
2. Bahan
Adapun bahan yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah jari tangan dan darah.
C.
Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan objek glass dan memberi tanda
untuk serum anti A dan serum anti B berdampingan.
2. Membersihkan bagian jari tangan yang akan
ditusuk (diambil darahnya) dengan kapas beralkohol 70 %. Kemudian menusuk
dengan blood lanset dan meneteskan pada masing-masing bagian objek glass tadi.
3. Menambahkan 2 tetes serum pada
masing-masing tetes darah, yang satu dengan anti A dan yang lain dengan anti B.
Kemudian mencampurkan atau meratakan dengan baik hingga membentuk gambaran
oval.
4. Mengamati dan menentukan golongan
darahnya, kemudian mencatat hasil pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Golongan Darah. http://id.wiki.org/wikipedia/Golongan_darah/
(28 Desember 2009)
Khalifah M, Dr
dan Zulkarnaim. Buku Daras Genetika. Makassar
: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin, 2009.
Taiyeb, Mushawir.
Fisiologi Hewan. Makassar : Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Alauddin, 2008.
Yatim, Wildan, Dr. Genetika.
Bandung : Tarsito, 2003.
0 komentar:
Posting Komentar