BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Medium adalah substansi yang terdiri atas
campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk
memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan
untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein,
karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat
gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil,
medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%[1].
Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup
memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel
dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk
kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya.
Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses
penyerapanya disebut proses nutrisi. Peran utama nutrien adalah sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi
bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan
yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor
elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen[2].
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba,
isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan
menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media[3].
Oleh karena itu dengan diadakannya praktikum ini
kita mampu membuat dan mengetahui cara pembuatan medium.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada
praktikum kali ini adalah untuk mengetahui beberapa jenis mikroba berdasarkan
komposisi dan konsistensinya.
[1]
Ratna Hadioetomo, Mikrobiologi Dalam
Praktek (Jakarta:PT.Gramedia, 1990),
h.61.
[2]Nutrisi Mikroba, Sebuah Esensi Dasar Untuk Kehidupan Mikroba. http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/31/nutrisi-mikroba-sebuah-esensi-dasar-untuk-kehidupan-mikroba/.
[3]Ibid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme
sebagai mahluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan
energi dan bahan-bahan untuk membangun tumbuhannya, seperti dalam sintesa
protoplasma dan bagian-bagian sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut
nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan suatu
kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua
reaksi yang terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme.
Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya
dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut
katalisator organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim.
Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar
biokomia sangat dibutuhkan[1].
Telah diketahui
bahwa mikroorganisme tersebar di alam dengan berbagai macam jenis dan sifat
fisiologis yang beragam, dimana mikroorganisme tersebut mempunyai kebutuhan
akan nutrien yang berbeda-beda pula. Namun demikian susunan kimia selnya hampir
sama atau lebih sama yaitu terdiri atas air yang merupakan bagian terbesar
yaitu 80-90%, sedangkan sisanya berupa komponen lainnya seperti protoplasma,
dinding sel, membran protoplasma, cadangan makanan (lemak, polisakarida,
polifosfat, protein dan lain-lain) yang berat keringnya kurang lebih 0-20%[2].
1. Penggolongan
nutrisi mikroba
Mikroba dapat
digolongkan dalam beberapa kelompok berdasarkan nutrisi yang diperlukan, sumber
energinya dan elektronnya.
a.
Berdasarkan nutrisi yang diperlukan, mikroba
digolongkan atas:
1.
Autotrof, jika karbondioksida (CO2)
digunakan sebagai satu-satunya sumber karbon.
2.
Heterotrof, jika sumber karbon adalah senyawa
organik.
b.
Berdasarkan sumber energinya dibedakan atas:
1. Fototrof,
jika energi berasal dari sinar matahari
2. Kemototrof,
jika energi berasal dari senyawa kimia.
c.
Berdasarkan atas sumber elektron dibedakan atas:
1. Litotrof,
jika sumber elektron berasal dari senyawa organik.
2. Organotrof,
jika sumber berasal dari senyawa organik[3].
Medium adalah substansi
yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk
pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan
mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua
zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa
organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan
untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil
atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%[4].
2. Medium
pertumbuhan mikroba
Untuk
menstimulir pertumbuhan mikroba, maka media yang digunakan harus mengandung
komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut. Campuran bahan-bahan
(nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi, menguji sifat-sifat
fisiologis dan menghitung jumlah mikroba tersebut dinamakan medium. Media yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba diklasifikasikan berdasarkan komposisi atau
susunan kimia, konsistensi dan sifatnya.
a. Klasifikasi
medium berdasarkan komposisi atau susunan kimia digolongkan menjadi 4, yaitu:
1. Medium
organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.
2. Medium
anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.
3. Medium
sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang diketahui komposisi
kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam-asam
amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat, atau senyawa organik serta
vitamin-vitamin.
4. Medium
nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimiawinya secara
pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak beef, ekstrak
yeast, peptone, darah, serum, dan kasein hidrolisat. Contoh NA, NB, PDA.
b.
Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya,
digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Medium
cair, yaitu medium berbentuk cair.
2. Medium
padat, medium yang berbentuk padat karena diberi penambahan pemadat ±15%,
medium ini dapat berbentuk medium organik (alamiah), misalnya medium wortel,
kentang, dedak dan lain-lain, atau medium anorganik misalnya silika gel.
3. Medium
semi padat, medium cair yang ditambahkan sedikit bahan pemadat (±10%).
4. Medium
padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas berbentuk
cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sebab medium ini mengandung
agar-agar atau gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas keperluannya medium ini
dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium agar tegakdan medium agar
miring).
c. Klasifikasi
medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu:
1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang
bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar
(NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk
menstimulir pertumbuhan fungi.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe
pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia
tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces
cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment
media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai
mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
4. Media selektif,
merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat
pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen.
Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia
lainnya.
5. Media
differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia
tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan
susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan
bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan
lain-lain.
7. Medium
perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung
jumlah bakteri E. coli air sumur[5].
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan pada satu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai
susunannya dengan kebutuhan. Jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik, seperti gula,
sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan medium yang sangat kompleks yaitu
berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya[6].
Suatu medium yang mengandung substansi
kompleks seperti ekstrak daging, trifton, darah dan juga dapat disebut medium
buatan atau medium kompleks. Sebagai lawannya kita aduk medium yang
masing-masing medium yang ditentukan. Medium sintetik mungkin sangat rumit atau
atau sangat berbeda sesuai dengan mikroorganisme tertentu yang hendak
ditumbuhkan untuk sebagian besar medium sintetik hanya digunakan untuk
pertumbuhan mikroorganisme dilaboratorium penelitian. Banyak medium saringan
lain yang serupa dengan kaldu yang mengandung makanan[7].
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam
bentuk padat dan dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk
cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk
padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya
dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme
yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut
sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler[8].
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi,
bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik
(reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan
terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber
mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient
dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk
sintesis biologik oranisme baru[9].
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen
tubuhnya dari zat-zat sederhana yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan
dari zat-zat ini berupa makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang
ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan (gorong), atau bahan-bahan
organik lain yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika
dari habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di
lingkungan itu[10].
[1]
Natsir Djide dan Sartini, Mikrobiologi
farmasi Dasar (Universitas Hasanuddin: Makassar, 2006). h. 126.
[2] Ibid.
[3]
Hafsah, Mikrobiologi Umum, (Universitas
Islam Negeri Alauddin: Makassar, 2009). h. 71.
[4]
Ratna Hadietomo, Mikrobiologi Dalam
Praktek, (PT. Gramedia: Jakarta, 1990). h. 61.
[5] Hafsah,
loc. cit. h. 71-73.
[6] Iptek,
http://www.berita iptek.com/images/ratnon, (09 November
2009).
[7]
Pelozar, Dasar-Dasar Mikrobiologi, (Universitas
Indonesia: Jakarta, 1996). h. 87.
[8]
Mikrobiologi, http://avalonstar.com/, (09 Nonvember 2009).
[9]
Media pertumbuhan bakteri, http://freebussines.blogspot.com/, (09 November 2009).
[10] Media
pertumbuhan bakteri, http://www.blogger.com/blog-this-g, (09 November 2009).
BAB
III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan
praktikum kali ini adalah :
Hari/Tanggal : Kamis, 12 November 2009
Pukul :
15.00 – 19.00 Wita
Tempat :
Laboratorium Biologi Gedung B Lantai III
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata,
Gowa.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah labu erlenmeyer, gelas
kimia, gelas ukur, neraca analitik, batang pengaduk, bunsen, otoklaf, kulkas, corong,
pisau, dan kompor gas.
2. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kentang, dekstrosa, bacto
agar, air suling, tauge, sukrosa, ekstrak beef, pepton, laktosa, dan kertas
saring.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum
ini adalah:
1.
Pembuatan medium NA (Natrium Agar)
a. Menimbang
dengan teliti masing-masing bahan (ekstrak beef, pepton, bacto agar), lalu
melarutkannya dalam aquadest 500 ml, kemudian memanaskannya sambil mengaduknya
hingga homogen.
b. Menutup wadah
dengan baik, kemudian mensterilkannya dalam otoklaf pada tekanan 2 atm, suhu 121oC selama 15 menit.
2.
Pembuatan medium NB (Natrium Broth)
a. Menimbang
dengan teliti masing-masing bahan (ekstrak beef dan pepton), lalu melarutkannya
dalam aquadest 500 ml, kemudian memanaskannya sambil mengaduknya hingga
homogen.
b. menutup wadah
dengan baik, kemudian mensterilkannya dalam otoklaf pada tekanan 2 atm, suhu 121oC selama 15 menit.
3.
Pembuatan medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)
a. Memotong
kentang menyerupai dadu, lalu menimbang semua bahan (kentang, dekstrosa, dan
bacto agar) dengan teliti.
b. Merebus
kentang dalam air 250 ml hingga mendidih selama 20 menit. Lau menyaring dengan
kertas saring.
c. Memasukkan
dekstrosa dan bacto agar ke dalam ekstrak kentang, lalu mengaduk hingga
homogen.
d. Menutup wadah
dengan kapas lalu mensterilkannya dalam otoklaf.
4.
Pembuatan medium TEA (tauge Ekstrak Agar)
a. Menimbang
bahan denga teliti (tauge, sukrosa, dan bacto agar), kemudian merebus tauge
dalam aquadest 1000 ml, hingga mendidih selama 15 menit, lalu menyaringnya
dengan kertas saring.
b. Memasukkan
sukrosa dan bacto agar, lau mengaduknya hingga homogen dan menutup wadahnya.
c.
mensterilkannya dalam otoklaf.
5.
Pembuatan medium TEB (TAuge Ekstrak Broth)
a. Menimbang
bahan dengan teliti (tauge dan sukrosa), kemudian merebus tauge dalam aquadest
1000 ml, hingga mendidih selama 15 menit, lalu menyaringnya dengan kertas
saring.
b. Memasukkan
sukrosa ke dalamnya, lalu mengaduknya hingga homogen dan menutup wadahnya.
c. Mensterilkannya
dalam otoklaf.
6.
Pembuatan medium LB (Lactose Broth)
a. Menimbang
seluruh bahan dengan teliti ( ekstrak beef, pepton, dan laktosa) lalu
melarutkannya ke dalam aquadest 500 ml, lalu mengaduknya hingga homogen
b. Mentup wadah dengan kapas, lalu
mensterilkannya dalam otoklaf.
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan
praktikum kali ini adalah :
Hari/Tanggal : Jumat, 04 Februari 2011
Pukul :
10.00 – 12.00 Wita
Tempat :
Laboratorium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata, Gowa
DAFTAR
PUSTAKA
Hadietomo, Ratna. Mikrobiologi Dalam Praktek, PT.
Gramedia: Jakarta, 1990.
Hafsah, S.Si M,Si. Mikrobiologi
Umum, Universitas Islam Negeri Alauddin: Makassar, 2009.
Iptek, http://www.berita iptek.com/images/ratnon, (09 November 2009).
Media pertumbuhan bakteri, http://freebussines.blogspot.com/, (09 November 2009).
Media pertumbuhan bakteri, http://www.blogger.com/blog-this-g, (09 November 2009).
Natsir Djide, Drs. Mikrobiologi farmasi Dasar, Universitas
Hasanuddin: Makassar, 2006.
Pelozar,
Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas
Indonesia: Jakarta, 1996.
1 komentar:
terimaksih infonya.
jual vimax asli
obat pembesar penis
Posting Komentar